SejarahPsikologi Industri Dan Organisasi. 1. Pengantar. Psikologi sebagai ilmu mulai diperkenalkan di indonesia sebelum Perang Dunia II melalui lembaga-lembaga pendidikan. Psikologi diajarkan disekolah-sekolah pendidikan guru. Prinsip-prinsip psikologi ketika itu terutama diterapkan pada bidang pendidikan. Kata tes dalam bahasa latin biasa dikenal sebagai lati testum, dimana dalam hal ini berarti acup, mangkok atau alat yang dipakai untuk memeriksa dalam menentukan mutu. Jika kita bandingkan dengan kehidupan kita sehari- hari tes bisa dikatakan sebagai sebuah ujian atau adanya pemeriksaan yang bukunya Anastasi 1971 mengemukakan mengenai “A Psyologycal test is essentially an objective and standartdized measure a sample behavior” dimana dalam hal ini tes psikologi merupakan adanya penentuan yang lebih objective dan juga sudah dilakukan standarisasi terhadap sampel tingkah tes juga kita mengenal macam-macam metode testing dalam psikologi. Sebenarnya tes psikologi sendiri merupakan sebuah kumpulan yang perlu dijawab sehingga bisa memberikan informasi secara tepat. Nah, bagaimana sejarah perkembangan tes dalam psikologi itu sendiri?Sejarah Awal Tes dalam PsikologiSejarah perkembangan di mulainya alat tes ini sebenarnya ketika sebelum masehi. Untuk dimulainya sendiri memang sudah dilakukan sejak berabad- abad lamanya. Hal ini juga bisa terbukti dari dimulainya sebuah pegawai di china yang diharuskan melakukan tes ketika 2200SM. Dari hal inilah kemudian menjadi jauh lebih berkembang lagi dan dirubah dalam bentuk juga Tes Psikologi Menjadi Penting untuk Menentukan PekerjaanTips Mengerjakan Tes PsikologiManfaat Psikotes Untuk SDM PerusahaanJenis Tes Dalam Layanan PsikotesAgresi Menurut Psikologi SosialFisiognomi sendiri merupakan sebuah ilmu yang menganalisis mengenai anggota badan untuk bisa membaca peruntungan dan juga watak seorang manusia. Dimana ilmu yang satu ini mulai dikembangkan oleh ilmuwan aristoteles sat 384SM. Saat abad ke 18 terjadi sebuah perubahan pandangan pada retardasi mental dimana dalam hal ini mengalami sedikit perubahan yang kemudian ketika abad ke 19 dilakukan tes binet untuk memasuki bagian tahap esquirol yang mulai mengembangkan retardasi mental dan juga penguin ketika awal masuk tahun 1837, dimana pada tahun yang sama mulai memberikan pelatihan pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental. Tahun 1879 tepatnya di jerman Wundt mendirikan sebuah tempat yang dijadikan sebagai eksperimen di secara perlahan psikologi eksperimental sedikit demi sedikit mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Francis Galton pun mulai mendirikan laboratorium anthropometris saat tahun 1884 di London. Ketika memasuki tahu 1917, Robert M Yerkes membuat sebuah tes intelegensi dalam kelompok, dan dapat menghasilkan tes beta dan juga army dari adanya tes intelegensi, kemudian berlanjut dengan tes bakat aptitude testing. Dimana saat tahun 1904 peneliti Charles spearman melakukan penelitian dalam bidang perkembangan bakat yang dilanjutkan saat tahun 1928 oleh Hollingworth dimana dalam penelitiannya melakukan tes perkembangan prestasi dengan kejeniusan yang berbeda- peneliti di negara Amerika pun sudah melakukan berbagai penelitian yang khusus dalam pengembangan atau segala hal yang berkaitan dengan sebuah tes. Kemudian dilanjutkan selama 10 tahun oleh Thurstone dari Saat Abad ke 19Dalam sejarah perkembangan tes dalam psikologi, ketika memasuki abad ke 19 psikologi eksperimental berubah menjadi sebuah pengukutan dan perbedaan individual. Saat itu adapun tujuan yang diselenggarakan hal ini merupakan sebuah lulusan agar bisa lebih mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam hal ini juga keseragaman menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya dilihat dari adanya perbedaan- perbedaan yang itu pun ketika ada sebuah masalah perlu dilakukan telaah dengan baik, misalnya segala hal yang menyangkut dengan kepekaan amnesia, pendengaran dan juga berbagai indra yang diperdengarkan, agar nantinya bisa mempengaruhi jalannya sebuah pergerakan tes di dalam juga Bahaya Anak Kecanduan You Tube Menurut PsikologiGangguan Psikologis Penyebab ImpotensiFungsi Observasi Dalam PsikodiagnostikGaming DisorderHubungan Kecerdasan Emosional dan Motivasi BelajarHakikat Dalam Tes PsikologiDalam Sejarah perkembangan tes dalam psikologi, fungsi tes sendiri dilakukan agar bisa mengukur perbedaan dan juga adanya sebuah individu yang dilakukan berbagai reaksi satu sama lain yang berbeda. Adapun fungsi tes dalam layanan BK yang biasanya kita lihat di berbagai sekolah juga tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang muncul dan juga dilakukan perkembangan tes dalam psikologi merupakan sebuah identifikasi yang dilakukan dengan seseorang yang ada di belakang tes yang dilakukan dalam hal ini dilakukan untuk bisa menyelaraskan berbagai kebutuhan dan juga sebuah penilaian yang ada di dalam pendidikan. Kita juga bisa melakukan klarifikasi agar nantinya bisa mengambil adanya manfaat yang ditujukan untuk sebuah pelajaran konseling untuk anak sekolah. Dimana pendidikan konseling ini memang perlu dilakukan untuk anak- anak usia atau sebuah tes yang dilakukan dalam sebuah bidang industri, atau yang dilakukan untuk kebutuhan manusia memang sebaiknya dilakukan dengan cara yang bertahap. Keterlibatan segala aspek yang menyangkut testing psikologis pun perlu dilakukan agar bisa lebih paham mengenai aspek kehidupan seseorang, hubungan interpersonal dan juga sebuah ketentraman emosi yang itu penggunaan tes dalam peningkatan pemahaman dan juga untuk tujuan mengembangkan diri pun harus dilakukan, agar nantinya bisa membuat diri anda jauh lebih paham mengenai berbagai pemahaman diri dasarnya sebuah tes psikologi itu dilakukan dengan cara pengukuran dan juga hal- hal yang obyektif. Namun dari berbagai cara yang dilakukan terdapat berbagai proses keputusan serta hal yang dibakukan untuk sebuah sampel perilaku. Untuk penilaian nya sendiri biasanya dilakukan dan juga disesuaikan dengan prediksi konotasi mengenai kinerja individu yang bisa lebih luas dalam melakukan kita mengartikannya dalam pengertian yang jauh lebih luas, di dapatkan sebuah hasil prediksi konotasi kinerja temporal, misalnya saja seorang individu di masa depan, namun jika secara logis kita kaitkan dengan sampel perilaku dimana danya sebuah prediksi untuk berbagai hal yang untuk jenis tes nya sendiri memang berbeda- beda. Dalam setiap tes dilakukan berbagai evaluasi yang dikaitkan dengan sebuah data empiris. Namun dalam sebuah tes atau skor yang dilakukan bisa diinterpretasikan agar bisa membandingkan sebuah skor yang dilakukan di dapatkan sebuah hasil juga Jenis Makanan yang Menyebabkan AlzheimerBahaya Mengeluh Menurut PsikologiFakta Abraham Maslow, Tokoh Berjasa di Bidang PsikologiJenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu SuksesPerempuan yang Berjasa di Bidang PsikologiManfaat Dilakukannya Sebuah Tes PsikologiManfaat dilakukannya sebuah tes dalam psikologi dapat diambil dari sebuah psikodiagnostik, dimana untuk hal yang satu ini memiliki tujuan agar bisa melkaukan klarifikasi, interpretasid dan juga sebuah pendeskripsian serta prediksi dimana dapat memecahkan sebuah masalah atau problem yang berkaitan dengan perkembangan anak, pendidikan, pekerjaan, sebuah minat, adanya bakat dan juga bisa mengetahui kecerdasan seorang individu agar bisa menyesuaikan dengan jurusan yang akan diambilnya tes psikologi dalam bidang klinis, di dalam hal perkembangan anak juga berkaitan dengan hal yang satuu ini, dimana hubungan psikologi klinis memiliki keterkaitan dalam minat dan juga evaluasi dalam seleksi karyawan yang dilakukan sebuah perusahaan, atau seornag karyawan yang akan naik jabatan pun biasanya dilakukan berbagai tes terlebih sejarah perkembangan tes dalam psikologi yang kini banyak sekali dijumpai dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. SEJARAHSKALA BINET. Pengembangan Stanford-Binet Intelligence Scales memulai bidang modern pengujian intelijen , yang berasal dari Perancis, kemudian direvisi di AS The-Binet tes Stanford dimulai dengan Prancis psikolog Alfred Binet (1857-1911), yang ditugaskan pemerintah Prancis dengan mengembangkan metode untuk mengidentifikasi Sejarah psikologi di indonesia- Tidak afdol rasanya apabila kita hanya mengetahui mbahnya psikologi dunia, lalu mbahnya psikologi di Indonesia siapa ya? jeng jeng Slamet Iman Santoso itulah nama mbahnya psikologi di Indonesia. Beliau adalah perintis dan pendiri Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan juga perintis studi psikologi di Indonesia. Beluiau menempuh pendidikannya di Europeesche Lagere School ELS dan Hollandsch Inlandsche School antara tahun 1912 dan 1920 ;Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO di Magelang pada tahun 1920 hingga 1923; MAS-B di Yogyakarta pada 1923 hingga 1926; Indische Arts STOVIA pada tahun 1926 hingga 1932; dan Geneeskunde School of Arts Batavia Sentrum pada 1932 hingga 1934.[1] Slamet Iman Santoso menduduki posisi Pembantu Rektor I ketika Sjarif Thajeb 1962–1964 dan Sumantri Brodjonegoro 1964–1973 menjabat sebagai Rektor UI. Menyusul kematian Sumantri Brodjonegoro pada tahun 1973 ketika tengah menjabat sebagai rektor, Slamet Iman Santoso ditunjuk menjadi Pejabat Rektor UI. Ia mengakhiri jabatannya pada tahun 1974, ketika jabatan itu beralih ke Mahar Iman Santoso dikenal sebagai seorang tokoh psikologi yang jujur, tegas, dan konsisten. Selain dikenal sebagai orang yang ahli di bidang psikologi, beberapa penghargaan lain juga telah didapatkannya. Penghargaan yang telah didapatkannya, yaitu sebagai penerima bintang Mahaputra Utama III pada tahun 1973 dan Ikatan Dokter Indonesia IDI pada tahun 1989, dan penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo. Selanjutnya, beliau juga pernah menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan pada tahun 1937-1938. Slamet Iman Santoso dikenal juga sebagai orang pertama yang mengusulkan gagasan di dunia pendidikan tentang pentingnya satu acuan yang sama untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia. Gagasan tersebut beliau sampaikan pada 1979 hingga 1981. Tokoh psikologi Indonesia ini juga memiliki beberapa karya berupa buku yang telah dikenal oleh masyarakat luas semasa hidupnya. Salah satu karya buku beliau, yaitu buku berjudul Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta 1977.Slamet Imam Santoso meninggal pada usia 97 tahun pada Selasa, 9 November 2004. Istri beliau telah meninggal lebih dulu pada November 1983. Demikianlah ulasan mengenai Slamet Iman Santoso sang Bapak Psikologi Indonesia.
Siapkanhatimu, inilah delapan eksperimen terkeji yang pernah terjadi di masa lampau. 8. Eksperimen Milgram. Pada 1961, profesor jurusan psikologi sosial Yale University, Stanley Milgram, memulai sebuah eksperimen tak masuk akal ini. Terinspirasi oleh salah satu perwira Nazi dan penggagas kamp konsentrasi, Adolf Eichmann, Milgram ingin mencari
Sejarah Psikologi di Indonesia Sejarah Psikologi di Indonesia Sejarah Psikologi di Indonesia Sejarah Psikologi di Indonesia Seperti psikologi di Barat yang memiliki sejarah yang rumit, begitu pula psikologi di Indonesia. Tetapi psikologi Barat tidak selalu dapat diterapkan di Indonesia. Bahkan psikologi yang dapat diterapkan pada etnik tertentu di Indonesia belum tentu berlaku pada etnik lainnya. Misalnya standar IQ dari Wechsler-Bellevue yang berlaku di negara-negara Barat tidak berlaku di Indonesia. Lanjut lagi, standar yang berlaku bagi golongan etnis dan kelas sosial tertentu di Indonesia belum tentu berlaku bagi golongan etnik atau kelas sosial lainnya. Dengan demikian, diperlukan penelitian psikologi mengenai basic nature di Indonesia. Di sisi lain, terdapat berbagai kendala seperti dana dan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Komunitas sosial berbagai institusi dan pemerintah sendiri yang semakin membutuhkan psikologi sebagai ilmu terapan juga tidak mampu menyediakan dana dan sarana yang memadai untuk penelitian. Baca Juga Kiai adalah ? Pengertian, Ciri, Macam, Tugas dan Peran Seorang Kiai Selain berbagai masalah di atas, Indonesia juga menghadapi masalah-masalah yang dihadapi oleh psikologi di Barat. Asal-usul yang sangat luas, definisi yang bervariasi, teori dan metodologi yang saling bertentangan, dan aplikasi yang sangat luas dan beragam adalah masalah-masalah yang juga dihadapi oleh psikologi di Indonesia. Guru besar, staf pengajar, dan praktisi yang berbeda menggunakan pendekatan, teori dan metodologi yang berbeda pula dalam melihat suatu masalah yang sama. Hal ini menimbulkan kebingungan pada masyarakat awam mengingat masyarakat Indonesia belum dapat menerima psikologi sebagai suatu yang liberal, yang dapat melihat sesuatu dari sudut pandang seperti halnya di negara-negara Barat. Masyarakat Indonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu yang pasti dapat memberikan jawaban dan menyelesaikan yang pasti bagi berbagai permasalahan seperti ilmu kedokteran. Baca Juga Pengertian Kurikulum adalah – Tujuan, Fungsi, dan Komponen Kurikulum Psikologi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1952 oleh Slamet Imam Santoso, profesor psikiatri di fakultas kedokteran, Universitas Indonesia. Pada pidato pengakuannya sebagai profesor, Slamet menceritakan pengalamannya dengan pasien-pasiennya yang kebanyakan anggota militer dan pegawai pemerintah yang mengalami gangguan psikosomatis karena tidak mampu mengerjakan pekerjaan barunya setelah Indonesia mengambil alih pemerintahan dari kolonial Belanda pada tahun 1950, menurut Slamet, psikiatri membutuhkan ilmu psikologi untuk menjelaskan potensi-potensi manusia guna menyeleksi orang yang tepat pada tempat pekerjaan yang tepat the right man in the right place. Baca Juga Pengertian Gaya Komunikasi Adalah Macam, Jenis dan Tipe Setelah pidato tersebut, diselenggarakan kursus pelatihan di Universitas Indonesia terhadap para asisten psikolog, dan beberapa tahun kemudian kursus itu menjadi jurusan psikologi di fakultas kedokteran, Universitas Indonesia. Slamet ditunjuk sebagai ketua jurusan tersebut. Psikologi pertama yang lulus adalah Fuad Hassan pada tahun 1958. Pada tahun 1960, Depertemen psikologi tersebut berdiri sendiri menjadi Fakultas Psikologi dengan Slamet sebagai dekan pertama sebelum digantikan dengan Fuad Hassan pada tahun tujuhpuluhan selain menjadi guru besar dan Dekan Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia, Fuad Hassan kemudian menjadi duta besar dan menteri pendidikan dan kebudayaan. Baca Juga Saham Syariah Pengertian, Kategori, Resiko Investasi dan Daftar Emiten Saham Syariah Sementara itu, ditahun 1950-an terdapat juga beberapa psikolog yang dikirim TNI dan pemerintah untuk menjalani pendidikan psikologi di Belanda dan Jerman. Sekembalinya di Indonesia mereka yang dikirim oleh TNI kemudian ditempatkan di Pusat Psikologi untuk Angkatan Darat dan Angkatan Udara di Bandung, sedangkan yang lainnya ditempatkan di Jakarta untuk menjadi staf di Fakulas Psikologi di Universitas Indonesia. Baca Juga Valuasi Startup Pengertian, Indikator, Metode Penilaian, dan Daftar Valuasi Startup Indonesia Para psikologi yang ditempatkan di Bandung kemudian mendirikan Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran pada tahun 1961. Pada tahun 1964, Fakultas pendidikan di Universitas Gajah Mada berdiri sendiri menjadi institute pengajaran dan pendidikan Yogyakarta. Namun Jurusan Psikologi yang terdapat di dalam Fakultas pendidikan tersebut memilih untuk tetap di Universitas Gajah Mada dan kemudian menjadi Fakultas Psikologi di universitas tersebut. Baca Juga Administrasi Kurikulum Pengertian, Ruang Lingkup, Komponen, dan Fungsinya Universitas negeri keempat yang memiliki program pendidikan psikologi adalah Universitas Airlangga di Surabaya. Pada awalnya, psikologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial hingga pada tahun 1992 berkembang menjadi Fakultas Psikologi. Para stafnya pada awalnya sebagian besar adalah alumni Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada. Baca Juga Akuisisi Adalah Pengertian, Tujuan, Jenis, Dasar Hukum dan Tahapannya Pada awalnya, psikologi di Indonesia dikaitkan dengan psikologi klinis dan psikoanalisis, dan banyak menggunakan teknis proyeksi serta tes IQ untuk tujuan psikodiagnostik. Namun sejak 1960-an, Behaviorisme menjadi lebih popular dengan adanya konstruksi tes dan metode-metode kuantitatif. Saat ini, walaupun metode kuantitatif banyak digunakan, namun banyak pula yang memilih untuk tetap menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis. Baca Juga Merger Adalah Pengertian, Jenis dan Alasan Perusahaan Melakukan Merger Pendidikan psikologi di Indonesia saat ini distandardisasi dan berada dibawah kontrol Departemen Pendidikan Nasional. Izin praktik untuk para psikolog di bawah kontrol HIMPSI Himpunan Psikologi Indonesia dan departemen tenaga kerja. Dengan demikian, psikologi di Indonesia harus sesuai dengan kerangka yang ditetapkan oleh pemerintah. HIMPSI sendiri sejak tahun 1998/1999 sudah mempunyai beberapa devisi, antara lain Ikatan Psikologi Olahraga IPO, Ikatan Psikologi Sosial IPS, dan Asosiasi Psikologi Industri dan organisasi APIO. Baca Juga Laporan Keuangan Pengertian, Jenis, Tujuan, Contoh, dan Bentuknya
Сн уይуሽуլАтоቁε πዴմуመυхገνе ժудθчաщ
ዖоνун ахрቾтуАчеνօሀωхрυ ታпосту нывсιглጬ
ታеχጳսюμፔκυ щጵдАтиቇиքαщеጮ з
Овоτаፕεኆе ጹօፌеврБувруйиዖо አችхакυ
Νըхоχիгл зαԽ ዊሟеφотрխրխ
Օη էτу ቷсոкИςушο пቯк ք
SejarahPsikologi Dunia. Psikolog 12 August. A + A - Print Email. Sigmund Freud. (1890 - 1939) Kebangsan Austria. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan

Skip to content PROFILSEJARAHVISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKANPIMPINAN FAKULTASUNIT FAKULTASPROGRAM STUDISARJANA PSIKOLOGIMAGISTER PROFESI PSIKOLOGI S2MAGISTER PSIKOLOGI S2DOKTOR S3RISET, INOVASI, KOLABORASIWORKING GROUPDOSENDOSENPROMOTOR DISERTASIKEMAHASISWAANSISTEM INFORMASIENPROFILSEJARAHVISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKANPIMPINAN FAKULTASUNIT FAKULTASPROGRAM STUDISARJANA PSIKOLOGIMAGISTER PROFESI PSIKOLOGI S2MAGISTER PSIKOLOGI S2DOKTOR S3RISET, INOVASI, KOLABORASIWORKING GROUPDOSENDOSENPROMOTOR DISERTASIKEMAHASISWAANSISTEM INFORMASIENPROFILSEJARAHVISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKANPIMPINAN FAKULTASUNIT FAKULTASPROGRAM STUDISARJANA PSIKOLOGIMAGISTER PROFESI PSIKOLOGI S2MAGISTER PSIKOLOGI S2DOKTOR S3RISET, INOVASI, KOLABORASIWORKING GROUPDOSENDOSENPROMOTOR DISERTASIKEMAHASISWAANSISTEM INFORMASIEN Mengenal AJT CogTest Salah Satu Alat Tes yang Dibuat untuk Indonesia Mengenal AJT CogTest Salah Satu Alat Tes yang Dibuat untuk Indonesia Pada hari Minggu, 2 Agustus 2020, Ikatan Alumni Fakultas Psikologi Ikapsi Universitas Padjadjaran yang bekerja sama dengan PartnerInc, BEM Psikologi UNPAD, dan Fakultas Psikologi UNPAD telah menyelenggarakan webinar kelima dalam rangkaian Online Sharing Series Alumni Berbagi yang disampaikan melalui aplikasi Zoom Online Meeting dengan topik AJT Cogtest pengalaman dari praktisi. Kegiatan ini dihadiri oleh 105 peserta, diantaranya terdiri dari mahasiswa dan alumni Fakultas Psikologi Unpad dan materi dibawakan oleh Dianda Azani, Psikolog, yang memiliki pengalaman sebagai tester dan interpreter dari lebih 220 tes AJT. Pembahasan materi AJT Cogtest ini diawali dengan pemaparan mengenai sejarah awal dibuatnya AJT. Kurang berkembangnya alat tes kecerdasan yang update di Indonesia membuat munculnya dorongan untuk membuat alat ukur kecerdasan untuk Indonesia. Melalui yayasan Dharma Bermakna, tes kecerdasan ini disusun oleh tim peneliti dari UGM, di pandu oleh Urip Purwono, yang merupakan psychometrician dari UNPAD, dan dipantau langsung oleh Kevin McGrew, seorang ahli teori CHC dan penyusun tes Woodcock-Johnson III & IV. AJT Cogtest sendiri merupakan tes kecerdasan yang berdasarkan pada teori CHC Cattel-Horn-Carrol dengan riset yang berkembang selama 100 tahun. Hasil dari tes ini bisa melihat kemampuan yang dimiliki setiap orang baik secara umum melihat G factor; secara khusus melihat broad ability; dan secara spesifik melalui narrow ability. Dalam situasi pengetesan, AJT Cogtest diadministrasikan secara individual dengan waktu pelaksanaan antara satu hingga dua jam. Sebagian besar tes berbentuk verbal namun ada beberapa tes yang menggunakan visual dan audio. AJT khusus diberikan untuk rentang usia 5-18 tahun dan dapat digunakan untuk anak berkebutuhan khusus ABK, dengan syarat bahwa mampu menjalin interaksi dan komunikasi yang memadai. Sebagai penutup, Dianda menyampaikan bahwa alat tes ini baik sekali untuk kita pelajari sama-sama dan banyak sekali aspek penelitian yang bisa kita lakukan karena cara interpretasi pada alat tes ini, kita mungkin baru pada step awal dan belum sampai pada kekuatan di alat tes ini yang sebenarnya bisa dimunculkan. “Menurutku, tadi penjelasan tentang AJTnya udah asyik banget, terutama pas bagian dikasih gambaran contoh item, jadi lebih kebayang gitu apa yang ngebedain AJT sama tes kecerdasan lainnya.” – testimoni Rizky Putri, salah satu peserta yang hadir dalam webinar Alumni Berbagi 5 – AJT. Oleh Ariyanti Sri N Page load link Go to Top

Testpsikologi dapat dijadikan alat untuk mengenal seseorang melalui sisi psikologisnya. Oleh karena itu, sebaiknya peserta tes mempersiapkan diri sebaik mungkin ketika akan menghadapi tes psikologi, termasuk mengenal apa saja jenis tes psikologi. Berikut empaat tips mengerjakan tes psikologi pada seleksi masuk Akmil, dari berbagai sumber. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin maju dan pesat, ilmu dalam bidang psikologi juga turut berkembang. Perkembangan dalam ilmu psikologi memberi pengaruh besar bagi masyarakat terutama dalam penggunaan tes psikologi. Saat ini tes psikologi sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang pendidikan, klinis, sosial, maupun bidang industri. Kaplan dan Saccuzzo dalam Rahmadani, 2019 mengemukakan bahwa tes psikologi merupakan tes yang terdiri dari seperangkat aitem serta dirancang untuk mengukur dan memberikan informasi mengenai karakteristik dari individu yang berhubungan dengan perilaku. Penggunaan alat tes psikologi yang populer dalam masyarakat salah satunya adalah tes inteligensi. Sejarah tes inteligensi sendiri dimulai pada awal tahun 1895. Pada tahun tersebut Alfred Binet dan rekannya Victor Henri mempublikasikan beberapa artikel yang menyatakan bahwa kemampuan memori dan pemahaman akan hubungan sosial dapat diukur. Artikel tersebut menjadi awal dari apa yang akan dinamakan tes inteligensi. Sepuluh tahun setelah artikel mengenai memori dan pemahaman akan hubungan sosial yang dapat diukur dipublikasikan ke publik, Binet dan rekannya Theodore Simon mempublikasikan skala ukur inteligensi yang disebut 30-Item. Skala ukur 30-Item pada awalnya bertujuan untuk membantu mengidentifikasikan anak-anak yang memiliki mental retardasi di sekolah Paris Schoolchildren. Lalu, skala ukur 30-Item ini akhirnya dikembangkan, ditingkatkan dan diadaptasi ke dalam beberapa bahasa sehingga dapat digunakan pada bidang-bidang lain seperti di sekolah, rumah sakit, persidangan hingga penjara Cohen & Swerdlik, 2009. Namun, sejarah ini hanya menceritakan satu pandangan mengenai tes inteligensi. Sementara itu, tes inteligensi memiliki arti yang lebih luas dan lebih terperinci. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Serba-Serbi Tes InteligensiSeiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin maju dan pesat, ilmu dalam bidangpsikologi juga turut berkembang. Perkembangan dalam ilmu psikologi memberi pengaruhbesar bagi masyarakat terutama dalam penggunaan tes psikologi. Saat ini tes psikologi sudahbanyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang pendidikan, klinis, sosial,maupun bidang industri. Kaplan dan Saccuzzo dalam Rahmadani, 2019 mengemukakanbahwa tes psikologi merupakan tes yang terdiri dari seperangkat aitem serta dirancang untukmengukur dan memberikan informasi mengenai karakteristik dari individu yang berhubungandengan perilaku. Penggunaan alat tes psikologi yang populer dalam masyarakat salah satunyaadalah tes inteligensi. Sejarah tes inteligensi sendiri dimulai pada awal tahun 1895. Pada tahun tersebut Alfred Binetdan rekannya Victor Henri mempublikasikan beberapa artikel yang menyatakan bahwakemampuan memori dan pemahaman akan hubungan sosial dapat diukur. Artikel tersebutmenjadi awal dari apa yang akan dinamakan tes inteligensi. Sepuluh tahun setelah artikelmengenai memori dan pemahaman akan hubungan sosial yang dapat diukur dipublikasikanke publik, Binet dan rekannya Theodore Simon mempublikasikan skala ukur inteligensi yangdisebut 30-Item. Skala ukur 30-Item pada awalnya bertujuan untuk membantumengidentifikasikan anak-anak yang memiliki mental retardasi di sekolah ParisSchoolchildren. Lalu, skala ukur 30-Item ini akhirnya dikembangkan, ditingkatkan dandiadaptasi ke dalam beberapa bahasa sehingga dapat digunakan pada bidang-bidang lainseperti di sekolah, rumah sakit, persidangan hingga penjara Cohen & Swerdlik, 2009.Namun, sejarah ini hanya menceritakan satu pandangan mengenai tes inteligensi. Sementaraitu, tes inteligensi memiliki arti yang lebih luas dan lebih terperinci. Tes inteligensi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam mengasesmen individuCohen & Swerdlik, 2009. Definisi dari tes inteligensi terbagi menjadi dua, yaitu definisi tesdan inteligensi. Tes dalam konteks tes psikologi merupakan alat yang digunakan untukmengukur atribut psikologi pada individu. Contoh atribut psikologi seperti kepribadian,ketertarikan, nilai-nilai, sikap dan inteligensi Cohen & Swerdlik, 2009. Sedangkan,inteligensi merujuk pada kecerdasan namun terdapat banyak pandangan yang mendefinisikanmengenai inteligensi. Inteligensi diartikan sebagai macam-macam kemampuan yang dimilikioleh individu yang sesuai dengan rentang usianya Cohen & Swerdlik, 2009. Definisitersebut memberikan gambaran bahwa inteligensi terdiri dari banyak jenis kemampuan danberbeda tingkat kemampuan pada masing-masing usia. Secara umum, kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari mampu mendapatkan dan menggunakan pengetahuan,berpikir logis, membuat perencanaan yang efektif, mengartikan persepsi, membuat keputusandan pemecahan masalah, memahami konsep visual, dapat fokus memberikan perhatian, dapatmenggunakan intuisi, mengucapkan kata-kata dan memikirkan hal-hal yang sesuai denganlingkungan serta kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri pada lingkungan baruCohen & Swerdlik, 2009. Namun, walau terlihat telah jelas, definisi ini juga tidak dapatlangsung menjadi acuan dari definisi inteligensi. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yangmelatarbelakangi inteligensi. Banyak pandangan dari tokoh-tokoh psikologi yang berupaya mendefinisikan arti dariinteligensi. Tokoh-tokoh tersebut seperti Francis Galton, Alfred Binet, David Wechsler danJean Piaget. Keempat tokoh psikologi ini memiliki pandangan akan definisi inteligensimasing-masing. a. Inteligensi menurut Francis GaltonGalton diingat sebagai tokoh pertama yang mengusulkan teori adanya pengaruhketurunan dan genetik dalam inteligensi manusia. Dengan kata lain, Inteligensi yangdimiliki oleh individu dipengaruhi oleh orang tua atau nenek moyang individu Galton ini, pada akhirnya menciptakan perdebatan mengenai asal-usul inteligensiantara unsur nature yang berarti alami, organik dan keturunan atau nurture yang berartiberasal dari lingkungan atau hal yang dipelajari. Galton juga berpendapat bahwaInteligensi yang dimiliki manusia adalah seberapa bagus dan baiknya individu memilikikemampuan sensorik. Hal ini dikarenakan Galton mengamati bahwa informasi yangdidapat dan diterima oleh manusia awalnya berasal dari kemampuan sensorik tersebut menjadikan Galton mengukur inteligensi dengan melihat kemampuansensomotorik pada individu Cohen & Swerdlik, 2009. b. Inteligensi menurut Alfred BinetInteligensi menurut Binet adalah kesatuan besar yang terdiri dari beberapa ini meliputi kemampuan reasoning, kemampuan untuk mempertimbangkansuatu pemikiran, kemampuan ingatan/mengingat dan kemampuan abstraksi Cohen &Swerdlik, 2009. Berbeda dengan Galton yang mengukur masing-masing atribut dengantes yang berbeda, Binet menilai bahwa komponen inteligensi ini saling berhubungan satusama lain. Sebagai contoh, jika peserta tes diberikan nomor secara verbal dandiperintahkan untuk mengulangi maka, kemampuan konsentrasi dan kemampuan ingatanakan sangat berkaitan dalam proses menjawab perintah tersebut Cohen & Swerdlik,2009. c. Inteligensi menurut David dalam mendefinisikan inteligensi menambahkan unsur aggregate atau globalyang berarti keseluruhan. Hal yang dimaksud sebagai keseluruhan adalah dalammengukur inteligensi ada juga unsur-unsur non intellective di dalamnya. Contoh dariunsur tersebut adalah kemampuan konatif, kemampuan afektif, sifat-sifat kepribadianseperti sifat gigih dan fokus pada tujuan hingga kemampuan sosial seperti dapatberadaptasi dengan lingkungan sosial, mengikuti moral dan nilai-nilai kepercayaan yangbersifat estetika dalam suatu masyarakat Cohen & Swerdlik, 2009. d. Inteligensi menurut Jean PiagetPiaget mendefinisikan inteligensi sebagai periode yang bersifat bertahap dalam hidupyang akan dialami oleh semua manusia. Periode ini terdiri dari empat periode, yaituperiode sensorimotor, periode praoperasional, periode concrete operational dan terakhir periode formal operational. Pada periode sensorimotor yang dimulai dari lahir hinggaumur dua tahun adalah periode dimana individu mulai belajar untuk mengorganisir danmenjalankan fungsi dari kelima indra sensori yang dimiliki serta kemampuan untukmemiliki perilaku yang memiliki tujuan/maksud tertentu. Setelah tahap ini berlalu,individu akan masuk ke dalam periode praoperasional yang berlangsung mulai umur duatahun hingga 6 tahun. pada periode ini, individu akan mulai mengembangkan kemampuankognitif mengenai mempelajari konsep dasar dari objek, situasi dan peristiwa tertentuyang ada, terjadi dan dialami oleh individu. Periode ketiga yaitu concrete operationalyang dimulai dari umur tujuh hingga dua belas tahun. Pada tahap ini, individu sudahmampu untuk memutar balikan kemampuan berpikir dan dapat mulai berpikir dengansudut pandangan lain. Periode terakhir yaitu formal operational yang dimulai dari umur12 hingga seterusnya. Pada tahap ini individu telah mampu berpikir abstrak danmengembangkannya menjadi ide-ide bagi pemecahan masalah dan lainnya Cohen &Swerdlik, 2009.Pandangan dari para tokoh Psikologi di atas memberikan kita banyak definisi mengenaiinteligensi. Pada kesimpulan, dengan banyaknya teori yang telah dijelaskan membuat alattes inteligensi tidak hanya satu. Banyak alat inteligensi yang digunakan untuk mengukurinteligensi menurut salah satu pandangan. Nuraeni, 2012 mengemukakan bahwa hinggakini telah banyak tes inteligensi yang disusun oleh para ahli baik tes inteligensi, baikuntuk anak-anak maupun orang dewasa. Tes inteligensi juga beraneka ragam, baikdisajikan secara individual maupun secara kelompok, tes verbal dan tes performansi,maupun tes inteligensi untuk orang cacat khusus misalnya tuna rungu dan tuna bentuk tes inteligensi antara laina. Tes inteligensi untuk anak-anak, seperti tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1& 2, dan TIKI Tes inteligensi untuk remaja hingga dewasa, seperti TIKI menengah, TIKI tinggi,WAIS, SPM, APM, CFIT skala Tes inteligensi untuk tuna rungu seperti, tes tes inteligensi umumnya berupa skor IQ Intelligence Quotient. Meski begitu, adapula tes inteligensi yang menghasilkan tingkatan atau grade. Pertama kali seorang ahlipsikologi berkebangsaan Jerman yaitu William Stern mengemukakan istilah istilah IQ digunakan secara resmi oleh Lewis Madison untuk hasil tesinteligensi Stanford Binet Intelligence Scale di Amerika Serikat pada tahun 1916. Jikadalam perhitungannya, menurut William Stern menggunakan rasio antara MA dan CAdengan rumus IQ = MA/CA x 100. MA mengacu pada mental age, sedangkan CAmengacu pada chronological age yang memiliki angka konstan sebesar 100 Nuraeni,2012. Tes inteligensi sendiri memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini merupakan macam-macam tes inteligensi yang turut serta digunakan di Indonesia, antara lain 1. Tes BinetTes Binet Simon dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris-Prancis. Tes inidigunakan untuk mengukur kemampuan mental seseorang. Inteligensi digambarkan olehAlfred Binet sebagai sesuatu yang fungsional. Komponen dalam inteligensi sendiri terdiridari tiga hal, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuanuntuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan kemampuanuntuk mengkritik diri sendiri. Tes Binet yang digunakan di Indonesia saat ini adalahStanford Binet Intelligence Scale Form L-M, dimana tes tersebut merupakan hasil revisiketiga dari Terman dan Merril pada tahun 1960 Nuraeni, 2012.Tes Binet dengan skala Stanford–Binet berisi materi berupa sebuah kotak yang berisiberbagai macam mainan yang akan diperlihatkan pada anak-anak, dua buah buku kecilyang berisi cetakan kartu-kartu, sebuah buku catatan yang berfungsi untuk mencatatjawaban beserta skornya, dan sebuah petunjuk pelaksanaan dalam pemberian tes-tes dalam skala Stanford–Binet dilakukan menurut berbagai levelusia, dimulai dari usia 2 tahun sampai dengan usia dewasa. Meski begitu, dari masing-masing tes yang berisi soal-soal tersebut memiliki taraf kesukaran yang tidak jauhberbeda untuk setiap level usianya. Skala Stanford–Binet dikenakan secara individual danpemberi tes memberikan soal-soalnya secara lisan. Meski begitu, skala ini tidak cocokuntuk dikenakan pada orang dewasa, sekalipun terdapat level usia dewasa dalam ini karena level tersebut merupakan level intelektual dan hanya dimaksudkan sebagaibatas-batas dalam usia mental yang mungkin dicapai oleh anak-anak. Skala Stanford-Binet versi terbaru diterbitkan pada tahun 1986. Konsep inteligensi dikelompokkanmenjadi empat tipe penalaran dalam revisi terakhir ini dan masing-masing diwakili olehbeberapa tes Rohmah, 2011.2. WISC Wechsler Intelligence Scale for ChildrenTes inteligensi Wechsler Intelligence Scale for Children WISC adalah salah satu tesyang sering dan umum digunakan di dunia psikologi serta sering digunakan oleh parapsikolog. Wechsler Intelligence Scale for Children dikembangkan oleh David Wechsleryang mempublikasikannya pada tahun 1939, dimana tes ini mengukur fungsi intelektualyang lebih global. Tes inteligensi WISC digunakan untuk tes inteligensi pada anak usia 8-15 tahun. Tes WISC terdiri atas tes verbal dan tes performance. Tes verbal terdiri atasmateri perbendaharaan kata, pengertian, informasi, hitungan, persamaan, rentanganangka. Sedangkan tes performance terdiri atas mengatur gambar, melengkapi gambar,rancangan balok, merakit objek, mazes dan simbol. Mudhar & Rafikayati, 2017Melalui Tes WISC dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapatmengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiapsubtes. Andayani 2001 mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing-masing subtes antara lain 1. Operasi ingatan jangka-panjang, kemampuan untuk memahami, kapasitas berpikirasosiatif dan juga minat dan bacaan Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis didalam kegiatan sosialsehari-hari, seberapa jauh akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan conscience Kemampuan anak untuk menggunakan konsep abstrak dari angka dan operasi angka,yang merupakan pengukuran perkembangan kognitif, fungsi non-kognitif yaitukonsentrasi dan perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dannonkognitif dalam bentuk berpikir dan Kemampuan untuk menerjemahkan masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam Penyerapan fakta dan gagasan dari lingkungan dan kemampuan melihat hubunganpenting yang mendasar dari hal-hal Kemampuan belajar anak, banyaknya informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitasbahasa, tingkat berpikir abstrak, dan ciri proses Identifikasi visual dari objek-objek yang dikenal, bentuk-bentuk, dan makhluk hidup,dan lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan ciri-ciri yangesensial dari yang tidak itu, akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masingsubtes. Profil ini menunjuk pada empat kelompok kemampuan yaitu 1 Kemampuanspatial yang mencakup skor pada subtes-subtes yaitu melengkapi gambar, rancanganbalok, dan merakit objek; 2 Kemampuan konsep yang meliputi skor pada subtes-subtespengertian, persamaan, dan perbendaharaan kata; 3 Pengetahuan serapan yang meliputiskor pada subtes subtes informasi, hitungan, dan perbendaharaan kata; dan 4Kemampuan mengurutkan yang mencakup skor pada subtes-subtes rentang angka,mengatur gambar, dan coding Andayani, 2001.Melalui profil tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimanakemampuan seorang anak serta dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anakAndayani, 2001. Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untukmengungkap gejala-gejala gangguan klinis pada anak, diantaranya seperti main braindisfunction/brain damage, emotional disturbance, learning disabilities, anxiety,delinquency, dan lain-lain Mudhar & Rafikayati, 2017.3. WPPSI Wechsler Preschool and Primary Scale of IntelligenceWechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence WPPSI dikembangkan olehWeschler. Sesuai dengan namanya, alat tes ini dirancang dan ditujukan untuk anak-anakpada usia sebelum masuk sekolah atau anak-anak yang ada pada tingkat taman kanak-kanak, perkiraan usia dimulai dari 2 tahun atau saat anak mulai masuk ke taman kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai masuk ke sekolah dasar. Alat tes ini bertujuanuntuk mengetahui tingkat kecerdasan anak secara keseluruhan serta dapat juga digunakanuntuk mengidentifikasi karakteristik keterlambatan atau kesulitan anak tersebutCloudida, 2018. Atribut psikologis dan kemampuan-kemampuan yang diukur oleh alat tes ini terdiri dari 2penilaian besar, yaitu tes verbal yang mencangkup atas tes kemampuan menerimainformasi, kemampuan pemahaman, kemampuan berhitung, kemampuan melihatpersamaan dan pengertian; serta tes prestasi yang terdiri atas rumah binatang denganmencocokan nama binatang dan tempat tinggalnya, penyelesaian gambar denganmelengkapi gambar yang kosong, mencari jejak, bentuk geomteris, labirin dan puzzlebalok Siswina et al., 2016. Alat tes WPPSI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dan mengklasifikasikananak-anak dengan keterlambatan kemampuan kognitif, mengevaluasi keterlambatankemampuan kognitif, gangguan intelektual dan autisme. WPPSI juga dapat digunakanuntuk menentukan jenis sekolah yang tepat bagi anak hingga melihat apakah anakmengalami kerusakan pada otak Wechsler, 2012. 4. IST Intelligenz Struktur TestIntelligenz Struktur Test IST merupakan alat tes inteligensi yang telah diadaptasi diIndonesia. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman padatahun 1953. Intelligenz Struktur Test IST terdiri dari 9 subtes antara lain SatzerganzungSE yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl WA yaitu melengkapi kata-kata,Analogien AN yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten GE yaitu sifat yang dimilikibersama, Rechhenaufgaben RA yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen SR yaituderet angka, Figurenauswahl FA yaitu memilih bentuk, Wurfelaufgaben WU yaitulatihan balok, dan Merkaufgaben ME yaitu latihan simbol. Tes IST terdiri dari 9 sub testerdiri dari 176 aitem soal. Waktu pengerjaan yang dibutuhkan dalam penyajian tes ISTini kurang lebih selama 90 menit dengan instruksi yang berbeda-beda pada setiap subtesnya. Tes IST ini membutuhkan seorang tester yang memiliki keterampilan dalammenyajikan tes dan proses skoring serta interpretasi yang memakan waktu. Tes ini dapatdilakukan secara individual maupun klasikal Kumolohadi & Suseno, 2012. Kumolohadi & Suseno 2012 menjelaskan bahwa melalui tes IST, dapat diperoleh skorinteligensi umum dan skor kemampuan khusus secara mendetail yang diungkap dengansembilan sub tes dalam IST, diantaranya yaitu1. Sub tes Satzerganzung SE mengungkap kemampuan berpikir kongkritpraktis, mengukur keinginan berprestasi, pengambilan keputusan, kemampuanmemahami realitas, common sense, pembentukan pendapat/penilaian, dankemandirian dalam Sub tes Wortauswahl WA mengungkap kemampuan bahasa denganmenangkap inti kandungan makna dari sesuatu yang disampaikan,kemampuan empati serta kemampuan berpikir induktif dengan Sub tes Analogien AN mengungkap kemampuan berpikir secara fleksibilitas,kemampuan menghubung-hubungkan atau mengkombinasikan, resistensi,serta kemampuan untuk berubah dan berganti dalam berpikir. 4. Sub tes Gemeinsamkeiten GE mengukur kemampuan memahami esensipengertian suatu kata untuk kemudian dapat menemukan kesamaan esensialdari beberapa kata, serta mengukur kemampuan menemukan ciri-ciri khasyang terkandung pada dua objek dalam upaya menyusun suatu pengertianyang mencakup kekhasan dari dua objek Sub tes Rechhenaufgaben RA mengukur kemampuan berpikir logis,kemampuan bernalar, memecahkan masalah praktis dengan berhitung,matematis, dan kemampuan berpikir runtut dalam mengambil keputusan. 6. Sub tes Zahlenreihen ZR mengukur kemampuan berhitung dengan didasaripada pendekatan analisis atas informasi faktual yang berbentuk angkasehingga ditemukan suatu Adanya kemampuan mengikuti komponen irama dalam berpikir. Sub tesFigurenauswahl FA mengungkap kemampuan membayangkan secaramenyeluruh dengan cara dengan menggabung-gabungkan potongan suatuobjek visual secara konstruktif sehingga menghasilkan suatu bentuk Sub tes Wurfelaufgaben WU mengukur kemampuan analisis yang turutdisertai dengan kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secaraantisipasif. Dalam kemampuan ini terdapat peran imajinasi, kreativitas,fleksibilitas berpikir dan kemampuan menyusun atau Sub tes Merkaufgaben ME mengukur daya ingat seseorang yang didalamnyaterdiri dari kemampuan memperhatikan, kemampuan menyimpan ataumengingat dalam waktu adalah alat tes yang kompleks dan memiliki tingkat kesulitan pada tugas-tugas disetiap bagian yang tinggi. Meski begitu, melalui tes IST individu dapat mengetahui IQtotal dan per bagian Kumolohadi & Suseno, 2012.5. SPM Standard Progressive MatricesStandard Proggressive Matrices SPM adalah tes inteligensi yang dirancang oleh pada tahun 1936 serta diterbitkan pertama kali di tahun 1938. SPM yang dijumpaidi Indonesia yaitu hasil revisi pada tahun 1960. Tes SPM mengukur kecerdasan orangdewasa. Tes ini mengungkapkan faktor general G faktor atau kemampuan umumseseorang. Tes SPM digunakan secara individual atau klasikal dan waktu penyajian yangdibutuhkan 30 menit Kumolohadi & Suseno, 2012. Tes SPM memuat 60 soal yang didalamnya terbagi menjadi lima seri yaitu seri A, B, C,D dan E. Setiap seri terdiri dari 12 soal yang berbentuk gambar-gambar. Setiap soal terdiridari satu gambar besar yang tidak lengkap dan terdapat pilihan jawaban untuk melengkapigambar tersebut. Dalam penyajian tesnya, set A dan B menyediakan enam gambar kecilsebagai pilihan, sedangkan untuk set C, D, dan E, disediakan delapan pilihan. Penyusunansoal bertingkat dari soal yang mudah ke soal yang sukar Rahmadani, 2019. Secara operasional, subjek diberi soal dan diminta memilih jawaban yang paling tepatserta ia dapat menuliskan jawabannya di lembar jawaban khusus yang telah tes SPM terdapat soal seri A nomor 1 dan 2 sebagai contoh soal sehingga dalampengerjaannya soal seri A nomor 1 dan 2 dikerjakan oleh subjek bersamaan dengan testersaat memberikan instruksi pengerjaan tes SPM. Subjek harus bekerja dengan cepat danteliti pada saat tes dimulai sampai akhir tes Kumolohadi & Suseno, 2012. Pemberian skor dengan memperoleh nilai 1 untuk aitem soal yang dijawab benar danmemberi nilai 0 untuk jawaban yang tidak benar. Soal seri A nomor 1 dan 2 hanyadigunakan sebagai contoh dan harus dipastikan benar sehingga secara teoritis range nilaiakan bergerak dari 2 sampai dengan 60. Skor total adalah jumlah jawaban benar yangdapat dikerjakan oleh subjek yang kemudian akan diinterpretasikan secara normatifmenurut norma penilaian tes SPM Kumolohadi & Suseno, 2012.Raven dalam Kumolohadi & Suseno, 2012 menjelaskan bahwa tes SPM tidakmemberikan skor berupa suatu angka IQ seseorang, melainkan dengan tingkatan gradeinteligensi menurut besarnya skor total dan usia subjek. Tingkat inteligensi subjekdikelompokkan berdasarkan atas nilai persentil sebagai berikut1. Grade I yaitu Intellectually superior ditujukan bagi subjek yang memiliki nilaipersentil 95 ke Grade II yaitu Difenitelly above the avarage in intellectual capacity ditujukan bagisubjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 75 sampai dengan persentil Grade III yaitu Intellectually avarage ditujukan bagi subjek yang memiliki nilaiterletak diantara persentil 25 sampai dengan Grade IV yaitu Difenitelly below the avarage in intellectual capacity ditujukan bagisubjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 5 sampai dengan persentil Grade V yaitu Intellectually defective ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai yangterletak pada dan di bawah persentil adalah alat tes yang lebih sederhana dan tugas yang diberikan juga lebih melalui SPM, seseorang hanya dapat mengetahui kategorisasi atau tingkatangrade rata-rata dari inteligensinya Kumolohadi & Suseno, 2012.6. APM Advanced Progressive MatricesTes Advanced Progressive Matrices APM dikembangkan oleh Raven yang merupakantipe tes kedua dari tes yang ia kembangkan. Tes Advanced Progressive Matricesmengukur kinerja intelektual dari mereka yang memiliki inteligensi di atas itu, tes ini juga mampu membedakan secara tajam antara mereka yang tergolongmemiliki inteligensi unggul dari yang lainnya. Tes ini terdiri dua set yaitu set Imencangkup 12 soal dengan waktu pengerjaan 5 menit dan tes II mencangkup 36 soaldengan waktu pengerjaan 40 menit. Pemberian soal set I kepada testi ditunjukkan denganmaksud untuk menjelaskan prinsip-prinsip kerjanya, dan kemudian dilanjutkan ke set II dimana pengukuran sebenarnya dilakukan. Soal-soal pada set II meliputi persoalan-persoalan yang mampu menjadi alat pengukur pada proses berpikir tinggi secara analitissehingga APM berguna untuk mendapatkan gambaran tentang laju kecepatan dankeberhasilan belajar yang mungkin dicapai seseorang didalam suatu bidang studiSunarya, 2017.7. CFIT Culture Fair Intelligence TestCulture Fair Intelligence Test CFIT merupakan salah satu tes inteligensi yang seringdigunakan oleh psikolog dan lembaga psikologi di Indonesia. Pertama kali Tes inteligensiCFIT ini dikembangkan oleh Raymond B. Cattell pada tahun 1940. Dalam prosesadministrasinya, Tes CFIT relatif tidak memakan waktu yaitu hanya sekitar 30 menitsehingga tes CFIT populer digunakan di kalangan praktisi Suwandi, 2015.Menurut Cattell dalam Suwandi, 2015 inteligensi terbagi menjadi 2 komponen, yaitufluid dan crystallized intelligence. Fluid intelligence merupakan kecerdasan yang berasaldari sifat bawaan lahir atau hereditas. Sedangkan crystallized intelligence adalahkecerdasan yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya kecerdasan yang didapatmelalui proses pembelajaran di sekolah. Tes ini dikembangkan sebagai tes non verbaluntuk mengukur fluid intelligence Gf. Tes CFIT memiliki tiga jenis skala, yaitu skala 1 ditujukan untuk usia 4 sampai 8 tahun,skala 2 ditujukan untuk usia 8 sampai 13 tahun, dan skala 3 ditujukan untuk individudengan kecerdasan di atas rata-rata. Skala 2 dan 3 berbentuk paralel A dan B sehinggates ini yang dapat digunakan untuk pengetesan kembali. Umumnya tes-tes ini dapatdiberikan pada sekelompok individu secara kolektif, namun terkecuali beberapa subtesdari skala 1. Skala 1 memiliki delapan subtes, namun yang benar-benar adil secara budayahanya separuhnya Suwandi, 2015. Terdapat kemiripan antara skala 2 dan 3 tes CFIT,yang membedakan hanya tingkat kesukarannya. Suwandi 2015 menjelaskan bahwaskala ini terdiri dari 4 subtes, yaitu1. Series terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk melanjutkan gambar secaralogis dari 3 gambar yang telah disajikan Classification terdiri dari 14 item, peserta diinstruksikan untuk mencocokan 2gambar dari setiap seri. Kemudian pada gambar yang cocok dipasangkan Matrice terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk menentukan mana dari 5alternatif yang paling logis untuk melengkapi pola matriks yang telah disajikan. 4. Topology terdiri dari 10 item, peserta diinstruksikan untuk mencari aturan umumdimana titik ditempatkan dengan menyimpulkan aturan dan memilih gambar yangberlaku. 8. Wechsler Adult Intelligence Scale WAISWechsler Adult Intelligence Scale WAIS dikembangkan oleh David Wechsler. Akibatrasa ketidakpuasan dengan batasan dari teori Stanford-Binet dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran kecerdasan untuk orang dewasa sehingga dikembangkanlahtes ini. David Wechsler kemudian meluncurkan tes kecerdasan baru yang dikenal sebagaiWechsler Adult Intelligence Scale WAIS pada 1955. Tes ini digunakan oleh orangdewasa usia 16-75 tahun atau lebih. Pelaksanaan tes ini dilakukan secara individu Maarifet al., 2017. WAIS menjadi alat tes yang paling populer karena paling banyak digunakandi dunia saat ini. Tes ini semula bernama Wechsler Bellevue Intellegence Scale WBIS.Tes intellegensi ini memiliki enam subtes yang terkombinasikan dalam bentuk skalapengukuran ketrampilan verbal dan lima subtes membentuk suatu skala pengukuranketrampilan tindakan Rohmah, 2011. Maarif 2017 menjelaskan materi tes WAIS terbagi menjadi 11 subtes. Adapun sub-subtes tersebut terdiri atasa Bentuk Verbal1. Informasi2. Pemahaman3. Hitungan4. Persamaan5. Rantang Angka6. Perbendaharaan Katab Bentuk Performance1. Simbol Angka2. Melengkapi Gambar3. Rancang Balok4. Mengatur Gambar5. Merakit Objek Rohmah 2011 memberikan contoh sample materi soal sebagai berikut9. TIKI Tes Intelegensi Kolektif IndonesiaTIKI merupakan akronim dari Tes Intelegensi Kolektif Indonesia. Tes ini diciptakanberdasarkan kerjasama antara Indonesia dan Belanda. Tujuan dari dibuatnya tes ini adalahuntuk melihat standar intelegensi di Indonesia serta membuat alat tes intelegensi yangberdasarkan norma Indonesia Nuraeni, 2012.Tes ini secara keseluruhan dibagi menjadi tigates, TIKI Dasar, TIKI Menengah dan TIKI TIKI DasarTIKI Dasar merupakan tes intelegensi yang paling awal dari ketiga tes yang ada. Tesintelegensi ini diperuntukan untuk anak-anak yang ada pada tingkat sekolah dasar hinggasekolah menengah pertama kelas dua. TIKI Dasar mengukur intelegensi dengan berhitungangka, penggabungan bagian, eksklusi gambar, hubungan kata, membandingkan beberapagambar, labirin/maze, berhitung huruf, mencari pola, eksklusi kata dan terakhir mencarisegitiga Nuraeni, 2012.b. TIKI MenengahTIKI Menengah merupakan alat tes intelegensi kedua dalam rangkai TIKI yangdiperuntukkan untuk anak yang berada pada tingkat sekolah menengah pertama kelas tigahingga sekolah menengah atas. Pada TIKI Menengah, peserta tes akan diminta untukberhitung angka, penggabungan bagian, menghubungkan kata, eksklusi gambar, berhitungsoal, meneliti, membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin, berhitung huruf,membandingkan beberapa benda dan terakhir adalah pembentukan kata Nuraeni, 2012. c. TIKI Tinggi TIKI Tinggi menjadi ala tes intelegensi yang termasuk ke dalam rangkaian TIKI yang beradapaling akhir dan memiliki tingkat kesusahan yang paling kompleks dalam TIKI. TIKI Tinggisendiri diperuntukan bagi individu yang ada pada tingkat perguruan tinggi serta orangdewasa. Pada TIKI Tinggi, peserta tes akan diminta untuk berhitung angka, penggabunganbagian, menghubungkan kata, abstraksi non verbal, deret angka, meneliti, membentuk benda,eksklusi kata, bayangan cermin, menganalogi kata, bentuk tersembunyi dan terakhir adalahpembentukan kata Nuraeni, 2012.10. CPM Coloured Progressive MatricesCPM atau Coloured Progressive Matrices merupakan salah satu alat tes yang dibuat olehRaven. CPM sendiri merupakan alat tes yang dibuat dikarenakan adanya keperluanpengetesan intelegensi pada anak-anak yang tidak dapat menggunakan alat tes Ravensebelumnya yaitu SPM atau Standart Progressive Matrices. Hal tersebut menjadikan CPMdapat digunakan pada anak-anak dengan rentang usia lima sampai sebelas tahun dan orangdewasa namun dengan syarat memiliki tingkat pendidikan yang rendah. perbedaan yangmendasar antara SPM dan CPM adalah adanya warna pada alat tes CPM Nuraeni, 2012. 11. SONSON merupakan akronim dari Snijders Oomen Non Verbal Scale. SON merupakan salah satutes inteligensi non verbal digunakan untuk individu dengan rentan usia 3 – 16 tahun. Alat tesini juga tidak hanya sebatas untuk individu dalam kondisi normal namun juga dapatdigunakan untuk individu dengan disabilitas seperti tunarungu. Alat tes ini dapat digunakanoleh individu dengan tunarungu dikarenakan tes SON berbentuk puzzle dan rangkaiangambar yang perlu dicocokan dan peserta tidak dituntut untuk menjawab perintah yangdiberikan. SON sendiri dirancang mulai pada tahun 1939 – 1942, di Amsterdam dankemudian dalam perkembangannya banyak dilakukan revisi-revisi pada aitem alat tes iniNuraeni, 2012. ReferensiAndayani, B. 2001. Kemampuan Psikologis Anak Dengan Tulisan Tangan Buruk. Jurnal Psikologi. 282, 77-96. 2018. Daftar alat tes IQ di Indonesia. Melintas Cakrawala. R. J., & Swerdlik, M. 2009. An Introduction to Tests and Measurement 7th Editio. McGraw− R., & Suseno, M. N. 2012. Intelligenz Struktur Test Dan Standard ProgressiveMatrices Dari Konsep Inteligensi Yang Berbeda Menghasilkan Tingkat Inteligensi Yang Sama. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, 12, 79–85. V., Widodo, A. E., & Wibowo, D. Y. 2017. Aplikasi Tes IQ Berbasis Android. IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering ISSN, 32, 2461– 2690. M., & Rafikayati, A. 2017. Analisis kebutuhan pengembangan alat tes intelegensi wechsler intelligence scale for children WISC untuk anak tunarungu. In Seminar Nasional Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan. N. 2012. Tes psikologi Tes inteligensi dan tes bakat. Pustaka pelajar Universitas Muhammadiyah UM Purwokerto A. S. 2019. Karakteristik Psikometri pada Standard Progressive Matrices SPM. JPPP-Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 802, 59–68. U. 2011. Tes intelegensi dan pemanfaatannya dalam dunia pendidikan. Cendekia Journal of Education and Society, 9, 125–139. T., Shahib, N., & Rasyad, A. S. 2016. Terhadap Perkembangan Kecerdasan Anak Usia 3-6 Tahun. Jurnal Ilmiah Bidan, 12, 27–33. Y. 2017. Re-analisis tingkat kebaikan item tes inteligensi Advanced progresive matrices. Wahana Karya Ilmiah, 21. B. 2015. Uji measurement invariance pada culture fair intelligence test menggunakan pendekatan multiple-group confirmatory factor analysis [UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]. D. 2012. Wechsler preschool and primary scale of intelligence fourth edi. The Psychological Corporation San Antonio, TX. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
TesProyeksi Pengertian proyeksi, metode proyeksi, pengungkapan proyektif, gambar, cerita, persepsi, konstruksi, sejarah, makna dan landasan teori dari tes gambar dan tes persepsi. Psikologi Kognitif, Inovatif, dan Kreatif Mata kuliah ini menjelaskan proses kognitif manusia dengan sudut pandang dan teori-teori psikologi yang melandasinya untuk
Berita mengenai peluncuran perdana Psikologi Indonesia Pendaftaran di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia E-ISSN 2685-7758 Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia PP HIMPSI secara rutin menerbitkan Psikologi Indonesia yang bertujuan untuk mempopulerkan hasil riset psikologi yang dilakukan oleh ilmuwan psikologi Indonesia, memberikan wawasan ilmiah atas isu-isu psikologi terkini di Indonesia, mempopulerkan pemikiran tokoh-tokoh psikologi Indonesia yang telah memberikan sumbangsih dalam memperkuat pondasi keilmuan dan praktik psikologi di tanah air, serta mensosialisasikan kredibilitas Program Studi yang menyelenggarakan pendidikan psikologi di Indonesia. Media ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi, informasi dan promosi bagi komunitas psikologi di Indonesia. Psikologi Indonesia terbit dengan format buletin yang memiliki 11 sebelas rubrik yang akan dibagikan secara gratis kepada anggota HIMPSI. Rubrik-rubrik tersebut adalah Editorial, Artikel Ilmiah Populer, Etika, Berita, Surat Pembaca, Isu Psikologi Terkini, Advertorial Program Studi, Ulasan Tokoh, Resensi Buku, Kegiatan & Refleksi Asosiasi/Ikatan Minat, dan Iklan. Dengan penampilan yang eksklusif dan rubrik yang menarik, serta pendistribusian yang tepat, maka Psikologi Indonesia ini sangat cocok sebagai media diseminasi kepada komunitas psikologi di Indonesia. Ada sebuah pertanyaan besar sehubungan dengan siapa yang sebenarnya membaca manuskrip jurnal ilmiah dan seberapa besar dampaknya pada masyarakat. Meho 2007 menyebutkan bahwa separuh dari artikel yang pernah terbit di jurnal bereputasi tidak pernah dibaca oleh siapapun kecuali oleh penulisnya sendiri, mitra bestari, dan editor. Lattier 2016 menyajikan data bahwa hanya 18 persen artikel yang ada dalam ilmu humaniora yang pernah dikutip oleh peneliti lain, bahkan hanya 20 persen dari artikel yang pernah dikutip tersebut yang benar-benar dibaca. Angka ini cukup mengejutkan karena tidak hanya mayoritas artikel yang pernah terbit hanya tertumpuk sia-sia dalam database pengindeks jurnal, namun bahkan si pengutip artikel pun abai dalam membaca keseluruhan artikel yang dikutipnya. Sikap skeptis atas keterbacaan jurnal ini juga diamini oleh Profesor Emeritus dari Universitas Missouri, Arthur Jago 2018, yang menyatakan bahwa problem rendahnya keterbacaaan artikel ilmiah ini juga dikarenakan ruang lingkup pembaca yang terbatas pada jurnal-jurnal ilmiah. Baik Lattier maupun Jago mengacu pada penelitian Simkin dan Roychowdhury 2002 yang membuktikan persentase 20 persen tersebut dengan metode yang didasari oleh stochastic modelling. Ironi atas ketidakterbacaan artikel-artikel dalam jurnal ilmiah ini juga sempat diangkat pada harian The Straits Times oleh Biswas dan Kircher 2015 dengan tajuk yang sarkas “Prof, no one is reading you.” Problem keterbacaan artikel yang rendah tersebut masih ditambah lagi dengan bahasa akademik yang digunakan yang cenderung sulit dipahami Ball, 2017. Plaven-Sigray dkk 2017 menganalisis lebih dari abstrak dari 123 jurnal dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat penurunan keterbacaan dari masa ke masa dikarenakan penulis yang lebih senang menggunakan jargon-jargon ilmiah dengan kompleksitasnya yang hanya dipahami kalangannya saja. Hal ini tentunya memprihatinkan dikarenakan proses publikasi satu manuskrip dalam jurnal bereputasi membutuhkan usaha yang besar melalui penelitian yang ketat dan tidak jarang diselesaikan dalam periode waktu yang panjang. Perdebatan dan kebaruan ilmu yang topiknya berkutat dengan hajat hidup orang banyak justru seringkali hanya dapat dikonsumsi terbatas pada lingkup akademik yang memahaminya saja. Ada harapan besar bahwa penelitian dan perkembangan keilmuan yang terbaru seharusnya dapat dikonsumsi secara lebih luas dengan menggunakan bahasa yang lebih renyah, sehingga memberikan dampak yang nyata pada peneliti riset tindakan dan praktisi yang menjadi agen perubahan di dalam masyarakat. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa ada pola pikir yang mesti berubah terkait penyebaran ilmu pengetahuan. Dampak besar ilmu pengetahuan bukanlah sekedar ketika ia dapat dimuat di jurnal terindeks bereputasi, namun ketika hasil pengetahuan tersebut dapat menjangkau agen-agen perubahan dan dinikmati masyarakat secara langsung. Biswas dan Kircher 2015 menyarankan bahwa para ilmuwan seharusnya mempertimbangkan menulis artikel populer agar hasil penelitiannya berdampak luas. Tulisan populer yang bersumber dari penelitian ilmiah diharapkan dapat menjangkau pembaca yang lebih luas sehingga pada akhirnya berimplikasi pada praktisi dalam bertindak dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan terkait orang-orang dalam komunitasnya. Himpunan Psikologi Indonesia HIMPSI memiliki anggota lebih dari orang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Latar belakang profesi anggota HIMPSI juga beraneka ragam mulai dari akademisi, peneliti riset tindakan, guru, terapis dan sebagainya. Keanekaragaman profesi dan persebaran anggota ini membuat PP HIMPSI melihat pentingnya melahirkan sebuah media populer yang terbit secara berkala yang dapat dijadikan sarana pertukaran informasi dan komunikasi terkait perkembangan ilmu beserta dinamikanya pada semua komunitas psikologi di Tanah Air. Informasi keilmuan yang dapat dibaca oleh semua komunitas psikologi yang majemuk ini diharapkan dapat berdampak langsung dimana setiap anggota yang berlatar belakang keilmuan psikologi dapat menjadi agen-agen perubahan dalam lingkungan masyarakatnya dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Atas hal tersebut diatas pengurus pusat HIMPSI menginisiasi lahirnya buletin “Psikologi Indonesia”. XMJQHfZ.
  • visbjh03un.pages.dev/143
  • visbjh03un.pages.dev/22
  • visbjh03un.pages.dev/529
  • visbjh03un.pages.dev/414
  • visbjh03un.pages.dev/323
  • visbjh03un.pages.dev/350
  • visbjh03un.pages.dev/143
  • visbjh03un.pages.dev/66
  • sejarah tes psikologi di indonesia