Caramembuat pola dasar baju wanita Di jaman sekarang ini kebutuhan akan fashion sangat meningkat tajam, apalagi untuk baju wanita. Model dan desainnya selalu berganti setiap waktu. Mengambil ukuran badan untuk membuat pola celana panjang pria, meliputi: Panjang celana, diukur mulai pinggang sampai mata kaki, atau disesuaikan dengan panjang Dasar Pola 1 SMK Kelas X - Semester 2 - Kurikulum 2013 Mempelajari Dasar Pola adalah langkah awal atau kompetensi awal yang paling mendasar yang harus dikuasai bagi seseorang yang akan mempelajari pembuatan pola baik pola dasar, maupun pola busana sesuai desain, khususnya pola busana wanita. Modul tentang Dasar Pola akan membahas tentang apa saja hal-hal yang mempengaruhi pembuatan pola agar pola yang dibuat sesuai dengan ukuran, sesuai dengan desain dan sesuai dengan bentuk tubuh seseorang atau model,serta agar busana yang dibuat nyaman dan enak dipakai. Oleh sebab itu sebalum membuat pola harus terlebih dahulu mempelajari dan mendalami pengetahuan dan keterampilan tentang Dasar Pola. Materi Dasar Pola adalah mencakup Titik dan garis tubuh, Susunan tubuh manusia yang berkaitan dengan pembuatan pola busana, Analisis Bentuk Tubuh, Cara Mengukur Model, dan Bonekadummy. Pada bagian terakhir dari modul bahan ajar ini juga akan membahas tentang bagaimana cara membuat pola dasar yang paling sederhana, yaitu dengan cara memulir lansung pada tubuh model yang biasa disebut dengan pembuatan pola dasar dengan teknik draping. Untuk melengkapi pemahaman dan pengalaman Anda, pada bahan ajar ini juga menyajikan contoh dari salah satu bentuk pola dasar. Ikhtisar Lengkap Penulis Tim BSE Penerbit Buku Sekolah Elektronik BSE Terbit Desember 2013 , 211 Halaman Salamsukses dan selamat belajar untuk pemahaman teori bagaimana cara mengukur dan membuat pola. ini sebetulnya hanya penjiplakan saja antara pola badan depan dan belakang. yang dibawah ini teori cara membuat pola Lengan LUCKY ADAM FASHION ,Kursus Menjahit,Bordir,Sablon,untuk Wira Usaha dari tingkat DASAR,TERAMPIL,MAHIR,Lulusannya Hal-hal yang perlu diketahui dalam pembuatan pola dasar adalah Titik Tubuh Garis Tubuh Jenis Ukuran Teknik Pembuatan Pola Dasar Teknik Pembuatan Pola Konstruksi Titik Tubuh Titik tubuh adalah titik yang akan menentukan ukuran tubuh yang diperlukan dalam pembuatan pola busana, baik ukuran panjang, lebar maupun lingkar. Dengan menentukan titik tubuh, kita dapat menentukan dari mana suatu ukuran dimulai dan berakhirnya. Apabila tidak tau persisnya titik awal dan akhir dari ukuran yang di ambil, maka pola maupun desain busana yang akan dibuat tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh model. Gambar titik-titik tubuh Sumber Fundamentals Of Garment Design Keterangan gambar Titik puncak kepala. Titik dahi. Titik Tulang punggung belakang. Titik leher pada bahu. Titik leher muka. Titik bahu. Titik bawah lengan bagian muka. Titik bawah lengan bagian belakang. Titik puncakpayudara. Titik siku. Titik pegelangan tangan. Titik tinggi pinggul. Titik lutut. Garis Tubuh Body Line Untuk memudahkan mengukur dan untuk mengetahui dengan pasti letak titik-titik dan garis tubuh yang akan di ukur, maka kita perlu mengetahui dimana posisi/letak garis tubuh tersebut yang sebenarnya, oleh sebab itu perlu dibuat garis tubuh body line dengan menggunakan pita kecil atau pita body line pada tubuh yang akan di ukur. Dengan berpedoman pada titik tubuh yang sudah ditetapkan, titik-titik tersebut dihubungkan menjadi garis, kemudian garis inilah yang menjadi garis tubuh. Fungsi dari memberi tanda garis tubuh dengan pita body line tersebut adalah untuk mengetahui Letak bagian–bagian tubuh. Letak titik point dan garis tubuh yang diperlukan untuk pengambilan ukuran dan pembuatan desain pakaian dengan teknik konstruksi. Bahan yang diperlukan Kapur jahit. Body line type, yaitu pita berperekat yang dapat digunakan langsung, bisa juga pakai bahan pengganti seperti Pita dari bahan saten lebar 0,3 – 0,5 cm. Jarum pentul ukuran panjang 2 – 2,5 cm. Cara meletakan body line adalah dengan cara ditempelkan dengan bantuan jarum pentul pendek yang tidak berkepala, ukuran 2 cm – 2,5 cm. Hindari penggunaan jarum pentul yang berlebihan, karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada dummy. Urutan kerja meletakkan garis tubuh body line pada dummy Menentukan titik pada tubuh yang akan di ukur dan di pasang body line. Garis tengah muka TM – centre front line CF. Garis tengah belakang TB – centre back line CB. Garis lingkar badan – Bust line. Garis lingkar pinggang – waist line. Garis lingkar panggul – hip line. Garis lingkar leher – neck line. Garis kerung lengan – arm hole. Garis bahu dan garis sisi – shoulder line and side line. Garis prinses bagian muka – front princes line. Garis prinses bagian belakang – back princes line. Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik poin yang akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar. Tanda ini nantinya yang akan dijadikan sebagai patokan dalam pemasangan body line. Pemasangan pita atau garis body line tidak dengan cara di ukur, tetapi mengikuti letak titik yang sudah dibuat, misalnya Garis tinggi panggul letaknya adalah pada titik panggul tertinggi jadi tidak di ukur. Letak garis bahu yang benar adalah terlihat satu garis apabila dilihat dari muka dan dari belakang. Garis sisi adalah segaris dengan garis bahu lurus bahu. Letak garis lingkar badan adalah rata dari muka sampai belakang persis pada titik puncak payudara. Letak garis pinggang adalah pas pada pinggang yang paling kecil. Garis prinses adalah di tata dengan patokan titik puncak payudara. Untuk melihat ketepatan letak garis atau titik yang telah di pasang, lihatlah dari jarak jauh kira-kira 2 meter sampai 2,5 meter. Kriteria pemasangan body line Ikuti urutan kerja pemasangan body line yang sudah di tulis sebelumnya, apabila tidak sesuai urutan akan ada bagian pita yang terganggu oleh pita yang lain. Garis lingkar harus rata apabila dilihat dari muka sisi dan belakang. Garis prinses dimulai dari pertengahan bahu melalui titik puncak payudara dan lurus ke bawah. Garis bahu haruslah terlihat segaris, yang dapat di lihat dari bagian muka dan dari bagian belakang. Apabila garis bahu hanya dapat di lihat dari bagian depan saja berarti letak garis bahu belum benar, artinya terlalu maju ke depan. Apa bila garis atau pita hanya terlihat dari belakang saja berarti pemasangan garis bahu belum benar, artinya terlalu ke belakang. Seharusnya dapat dilihat dari muka dan dari belakang. Garis sisi harus lurus dan segaris dengan garis bahu. Kerung lengan mengikuti bentuk lengan. foto memasang body line Jenis Ukuran Ukuran Lingkar Lingkar leher Neck line Lingkar badan Bust line Lingkar pinggang Waist line Lingkar panggul Hip line Lingkar kerung lengan Arm hole Lingkar lutut Knee line Lingkar ujung lengan/pergelangan Wrist Lingkar siku Around the elbow Lingkar tangan Around the hand Lingkar kepala Around the head Lingkar paha Around the thigh Lingkar betis Around the lower leg Ukuran Lebar Lebar bahu Shoulder line Lebar punggung Across back Lebar muka atau lebar dada Across front Ukuran Panjang Panjang punggung Back length Panjang muka Front length Panjang lengan Sleeve length Panjang blus/gaun/blazer Dress length Panjang Rok Skirt length Ukuran Tinggi Tinggi panggul Hip length Tinggi dada/tinggi puncak Bust point Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu Model atau peraga wati yang akan di ukur sebaiknya memakai busana yang pas badan misalnya baju senam, baju renang atau memakai kamisol. Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar badan tegak dan lurus tidak memiringkan badan, tidak menundukkan kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk; garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata; kedua kaki rapat; tangan lurus pada sisi. Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam bekerja siapkan daftar ukuran tubuh yang diperlukan. Secara umum pengertian dari pola adalah Sistem cara kerja Gambar yang dipakai untuk contoh Corak/motif seperti tenunan atau batik Potongan kertas yang dipakai sebagai contoh dalam membuat baju Bentuk atau struktur yang tetap Kombinasi sifat kecenderungan membentuk karangan yang taat azas dan bersifat khas Jadi yang dimaksud dengan β€œpola” pada busana adalah potongan kertas atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh/pedoman atau cetakan dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian. Ada 3 Jenis pola yang biasa kita kenal yaitu Pola konstruksi, pola yang dibuat sesuai dengan ukuran tubuh model. Pola standar, pola yang dibuat dengan menggunakan ukuran yang sudah baku atau ukuran standar, seperti ukuran small S, Medium M, dan Large L. Pola cetak, pola yang sudah siap untuk dipakai dengan ukuran tertentu dan sesuai dengan pola yang sudah disiapkan juga. Terdapat beberapa sistem atau metode pembuatan pola dasar busana antara lain Pola dasar metode Soen Pola dasar Meyneke Pola dasar Dressmaking Pola dasar Danckaerts Pola dasar Charmant Pola dasar Cuppens Geurs Pola dasar Bunka, dll. Teknik Pembuatan Pola Konstruksi Teknik pembuatan pola konstruksi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu Pola pulir draping, teknik pembuatan pola dengan cara membentuk dan menggunting bahan langsung pada model tiga dimensi. Pola datar drafting/ flats pattern, pola yang digambar pada kertas atau pada bahan tekstil di atas kain dengan menggunakan ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya. Pola kombinasi drafting/ flats pattern and draping, kombinasi menggambar dan menggunting langsung pada bahan drafting dan draping. Pembuatan Pola Dasar dengan Teknik konstruksi Membuat pola dasar dimulai dari pola bagian belakang. Untuk membuat pola dasar bagian atas hanya membutuhkan dua macam ukuran, yaitu Panjang punggung Lingkar badan Ukuran panjang punggung adalah menjadi ukuran panjang pola. Sedangkan ukuran lingkar badan adalah merupakan dasar untuk mendapatkan semua ukuran yang diperlukan dalam membuat pola. Dari ukuran lingkar badan akan diperoleh ukuran Lebar pola dasar Batas ketiak Lebar muka Batas kerung leher Lebar punggung Setelah ke lima ukuran di atas diperoleh, nanti akan ditemukan ukuran tersendiri dari panjang bahu panjang muka panjang sisi lingkar kerung leher lingkar kerung lengan Berdasarkan perbandingan ukuran lingkar badan akan didapatkan beberapa ukuran yang lain. Sekarang mari kita membuat pola dasar dengan menggunakan contoh ukuran berikut ini Panjang punggung = 37,5 cm Lingkar badan = 86 cm Lingkar pinggang = 64 cm Ketiga ukuran di atas diambil pas tidak ditambah dan tidak dikurangi Dari dua ukuran di atas Panjang punggung dan Lingkar badan akan diperoleh beberapa ukuran yaitu 86/2 + 4 = 43 + 4 = 47 adalah untuk mendapatkan garis pinggang muka dan belakang atau lebar pola Untuk mendapatkan tinggi pola adalah dengan menggunakan ukuran panjang punggung. Ukuran panjang punggung di ambil utuh atau sesuai ukuran panjang punggung 86/6 + 7 = 14,33 + 7 = 21,33 β‡’ 21,3 adalah untuk mendapatkan batas garis ketiak 86/6 + 4 = 14,33 + 4 = 18,33 β‡’ 18,3 adalah untuk mendapatkan batas lebar punggung 86/6 + 2,5 = 14,33 + 2,5 = 16,83 β‡’ 16,8 adalah untuk mendapatkan batas lebar muka 86/20 + 2,9 = 4,3 + 2,9 = 7,2 adalah untuk mendapatkan lebar garis leher. 86/20 + 2,9 3 = 7,2 3 = 2,4 β‡’ 2,4 adalah menjadi patokan untuk mendapatkan tinggi leher belakang, turun bahu belakang dan turun bahu muka. Referensi Kalkulasi Hitung Cepat Catatan Tinggi atau panjang pola adalah ukuran panjang punggung sebenarnya tidak ditambah dan tidak pula dikurangi. Gambar pola dasar badan atas Cara Membuat Polanya Panjang punggung disingkat = 37,5 . Lingkar badan disingkat LB = 86 Panjang punggung = 37,5 Lebar pola bagian bawah = LB/2+ 4 = 47 Lebar pola bagian atas adalah sama dengan lebar pola bagian bawah Batas ketiak / lingkar badan adalah LB/6 + 7 = 21,3 Batas sisi bagian muka sama dengan batas sisi bagian belakang Batas lebar muka adalah = LB/6+ 2,5 = 16,8 Batas lebar punggung adalah = LB/6+ 4 = 18,3 Pola dasar badan bagian atas Kerung leher belakang adalah = LB/20 + 2,9 = 7,2. Garis tegak lurus ke atas adalah β…“ dari 7,2 = 2,4. Panjang bahu belakang diperoleh dengan cara Garis batas lebar muka diturunkan β…“ dari lebar leher belakang β…“ X 7,2 = 2,4 Dari titik yang turun 2 cm tersebut ke kanan dibuat garis tegak lurus ke kanan = 2 cm Hubungkan titik ujung leher ke titik ujung bahu yang 2 cm Bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang menggunakan kupnat Membentuk kerung lengan bagian belakang Dari batas titik bahu yng turun β…“ leher belakang, garis tegak lurus dibagi dua sama panjang Dari titik tengah tersebut beri tanda turun 2 cm. Tanda turun 2 cm ini adalah tanda awal untuk memulai membentuk kerung lengan menuju ketiak. Garis sisi belakang dan muka, diperoleh dengan cara Batas garis sisi pada bagian pinggang digeser ke kiri = 2 cm Hubungkan titik ketiak ke titik yang digeser 2 cm tadi Garis leher muka bagian atas diperoleh dengan cara Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang dikurangi 0,2 β‡’ 7,2 – 0,2 = 7,0 cm Dari titik 7 cm diturunkan 0,5 cm Garis leher muka bagian bawah diperoleh dengan cara Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang + 1 β‡’ 7,2 + 1 = 8,2 cm Dibuat garis membentuk segi empat menuju titik leher bagian atas yang turun 0,5 cm Kerung leher muka dibentuk dengan cara Dari sudut segi empat dibuat garis diagonal dengan panjang setengah dari lebar leher Bentuk garis leher mulai dari bagian atas yang turun 0,5 cm menuju garis diagonal dan sampai pada titik tengah muka. Panjang bahu bagian muka diperoleh dengan cara Garis batas lebar punggung dari atas diukur turun dua kali, turun bahu belakang 2,4 X 2 = 4,8 jadi turun 4,8 cm. Dari batas turun 4,8 cm dibuat garis tegak lurus ke kiri tanpa diukur tidak diukur Dari titik leher yang turun 0,5 cm dibuat garis bahu bagian muka dengan ukuran adalah panjang bahu belakang dikurangi 1,8 cm Contoh Panjang bahu belakang = 14, maka panjang bahu bagian muka adalah 14 – 1,8 = 12,2 cm. Bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang menggunakan kupnat, berarti lebar kupnat bahu belakang = 1,8 cm. Kerung lengan bagian muka dibentuk dengan cara Garis tegak lurus batas lebar muka dibagi dua sama panjang dari titik ujung bahu menuju garis batas ketiak Dari titik pertengahan beri tanda turun 2 cm, tujuannya adalah dari titik turun 2 cm ini kita mulai membentuk kerung lengan menuju ketiak. Turun tengah muka Garis pinggang pola dasar bagian muka tidak rata seperti garis pinggang pola bagian belakang, karena badan bagian belakang agak rata, jadi garis pinggang dapat dibuat rata, tetapi badan atau tubuh bagian muka perempuan tidak rata. Garis pinggang bagian muka Untuk membentuk garis pinggang baru pada pola bagian muka, tentukan dulu garis tinggi puncak/dada dengan cara Garis batas lebar muka dibagi 2 sama panjang Dari titik tengah digeser ke sisi atau ke kiri = 0,7 cm Dari titik yang digeser 0,7 cm dibuat garis tegak lurus ke bawah atau ke garis pinggang Garis pinggang bagian muka dibentuk sebagaimana terlihat pada gambar Batas tinggi puncak dada Untuk menentukan batas tinggi puncak, garis tinggi puncak diturunkan 4 cm dari garis batas ketiak, kemudian titik yang turun 4 cm diberi tanda silang. Untuk menentukan lebar kupnat diperlukan ukuran lingkar pinggang. Untuk memudahkan anda dalam berlatih atau mencoba membuat pola dasar yang dilengkapi dengan kupnat, maka gambar pola berikut ini diberikan sebagai contoh ukuran lingkar pinggang = 64cm. Gambar Pola Dasar Badan Bagian Atas Garis sisi bagian muka Garis sisi pola dasar dirubah dengan cara dari garis sisi pola dasar digeser ke kiri 1 cm dan ke kanan 1 cm menjadi garis sisi baru bagian muka dan bagian belakang. Garis sisi bagian belakang Menentukan lebar kupnat bagian belakang Ukur dari garis tengah belakang, batas dari garis pinggang belakang yaitu ΒΌ lingkar pinggang + 0,5 – 1 β‡’ ΒΌ X 64 + 0,5 – 1 = 15,5 cm Dari batas 15,5 cm ukur sisa garis ke sisi Sisa garis adalah menjadi lebar kupnat Lebar kupnat/ lipit pantas Lebar kupnat/ lipit pantas adalah sisa garis pinggang setelah dikurangi ΒΌ + 0,5 – 1 Membentuk kupnat/ lipit pantas bagian belakang Garis tengah kupnat adalah garis pertengahan batas lebar punggung dibagi dua lbr. Pu 2 Dari titik tengah dibuat garis tegak lurus ke bawah ke garis pinggang Lebar kupnat sama dengan lebar sisa garis pada bagian garis pinggang Panjang kupnat adalah 2 cm naik dari garis batas ketiak Batas garis pinggang bagian muka Batas garis pinggang adalah ΒΌ lingkar pinggang + 0,5 + 1 ΒΌ X 64 + 0,5 + 1 = 17,5 cm Lebar kupnat bagian muka Sisa garis pinggang adalah menjadi lebar kupnat bagian muka, cara menentukan lebar kupnat bagian muka adalah panjang garis pinggang pola dikurangi garis pinggang asli ΒΌ + 0,5 + 1 = 17,5 cm. Contoh Panjang garis pinggang = 22,5 Lingkar pinggang = 64 ΒΌ X 64 + 0,5 + 1 = 17,5 Lebar kupnat adalah panjang garis pinggang dikurangi ΒΌ + 0,5 + 1 = 5 22,5 – 17,5 = 5 cm Membentuk kupnat bagian muka Dari garis tinggi puncak pada bagian pinggang, digeser ke kanan atau ke tengah muka = 1,5 cm Dari titik 1,5 cm diukur lebar kupnat ke sisi atau ke kiri = 5 cm Jadi bentuk kupnat bagian muka tidak seimbang seperti kupnat bagian belakang Kupnat bahu dibentuk dengan cara Dari titik leher belakang diukur ke kanan = 4 cm Dari titik 4 cm dibuat garis sejajar dengan garis tengah belakang Panjang kupnat bahu = 6 atau 7 cm Lebar kupnat = 1,8 cm dari titik batas 4 cm Ujung kupnat adalah miring ke kiri atau ke tengah belakang = 0,5 cm Garis kupnat dibentuk Pola Dasar Lengan Sistem Bunka Yang perlu dipahami adalah pola lengan baru dapat dibuat setelah pola badan atas selesai, sebab pola lengan dibuat berdasarkan lingkar lengan pada pola badan bagian atas. gambar pola dasar lengan Keterangan Gambar pola dasar lengan belakang yang digabung dengan bagian muka adalah memperlihatkan kerung lengan yang akan diukur. Seperti terlihat pada gambar huruf β€œABC” adalah kerung lengan yang akan diukur. Berdasarkan ukuran kerung lengan tersebut dibuat pola lengan dengan keterangan sebagai berikut Garis besar lengan dibuat hanya dengan menarik garis lurus mendatar atau horizontal tanpa ukuran tidak diukur Garis tinggi puncak ditentukan dengan cara Ukur kerung lengan muka ditambah kerung lengan belakang ABC Hitung tinggi garis puncak ABC/4 + 2,5 Contoh ABC = 44 maka tinggi puncaknya β‡’ 44/4 + 2,5 = 13,5 cm Kerung lengan bagian belakang adalah garis sisi segi tiga bagian kiri dengan ukuran kerung lengan bagian belakang ditambah 1 cm β‡’ AB + 1 lihat gambar Kerung lengan bagian muka adalah garis sisi segitiga bagian kanan dengan ukuran sama dengan kerung lengan bagian muka BC Panjang lengan diukur dari tinggi puncak sampai panjang yang diinginkan Sisi lengan bagian belakang sama dengan sisi lengan bagian muka Sisi lengan bagian muka panjangnya sama dengan sisi lengan bagian belakang Garis batas panjang lengan, di ukur dari batas puncak lengan sampai panjang yang diinginkan Membentuk kerung lengan bagian belakang dengan cara Garis sisi segitiga bagian kiri dibagi 3 Pada titik 1/3 pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus = 1,5 cm Bentuk kerung lengan bagian belakang lihat gambar Membentuk kerung lengan bagian belakang lihat gambar Garis sisi segitiga bagian kanan di bagi 4 Pada titik ΒΌ pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus ke atas = 1,8 Pada titik ΒΌ yang ke tiga buat garis tegak lurus ke bawah = 1,3 Bentuk kerung lengan bagian muka lihat gambar Membentuk garis sisi lengan bagian kiri adalah dari garis lurus, masuk ke dalam = 1 cm Membentuk garis sisi lengan bagian kanan adalah dari garis lurus masuk ke dalam = 1 cm Pola dasar lengan selesai dengan keterangan bagian kiri adalah pola belakang dan bagian kanan adalah pola muka. Pola Dasar Badan Bagian Bawah Rok Cara pembuatan pola dasar rok sama dengan cara pembuatan pola-pola yang lain. Pola Dasar Badan Bagian Bawah Cara Membuat Pola Rok Bagian Belakang Garis panjang rok bagian belakang sesuai dengan ukuran panjang rok = 55 cm Lebar pola bagian bawah sama dengan garis panggul dan sama juga dengan garis pola bagian atas dengan ukuran + 1 – 1 = 93/4 + 1 – 1 = 23,2 Tinggi panggul dengan ukuran sama dengan ukuran asli tinggi panggul Sisi bagian belakang ditemukan dengan cara Dari garis tinggi panggul turun 10 cm kemudian dikeluarkan 1 cm Dari titik 1 cm dibuat garis lurus melalui titik tinggi panggul dan diteruskan ke atas sampai melewati batas garis pinggang, kemudian juga diteruskan ke bawah sampai batas kelim Dari tengah belakang ukur ke kanan atau ke sisi adalah + 0,5 – 1 = 64/4 + 0,5 – 1 = 15,5 cm Dari batas titik 15,5 cm ke sisi atau ke kanan dibagi 3 sampai batas garis panggul tadi / garis yang ada panahnya Titik β…“ pertama dari garis lurus yang ada panah nya adalah batas garis sisi rok bagian belakang, sisanya adalah menjadi lebar kupnat Bentuk sisi rok dengan menaikkan = 0,7 cm dari garis datar Tengah belakang turunkan 1 cm kemudian bentuk garis dari sisi menuju tengah belakang Menentukan letak kupnat bagian belakang Garis pinggang bagian belakang dibagi 3 sama panjang; Pada titik β…“ pertama dari tengah belakang, geser ke sisi atau ke kanan = 1 cm Dari titik yang digeser 1 cm, ukur ke kanan lebar kupnat sama dengan sisa yang terdapat pada sisi Pertengahan kupnat buat garis lurus ke bawah sejajar dengan garis tengah belakang dengan panjang kupnat = 6 cm diatas garis tinggi panggul Bentuk kupnat dengan miring sisi = 0,7 cm Cara Membuat Pola Rok Bagian Muka Sisi bagian muka ditemukan dengan cara sama dengan bagian belakang, yaitu Dari garis tinggi panggul turun 10 cm kemudian dikeluarkan 1 cm Dari titik 1cm dibuat garis lurus melalui titik tinggi panggul dan diteruskan ke atas sampai melewati batas garis pinggang, kemudian juga diteruskan ke bawah sampai batas kelim Dari tengah muka ukur ke kiri atau ke sisi adalah + 0,5 + 1 = 64/4 + 0,5 + 1 = 17,5 cm Dari batas titik 17,5 cm ke sisi atau ke kiri dibagi 3 Titik β…“ pertama dari sisi atau dari garis tegak lurus adalah batas garis sisi rok bagian muka. Sisanya adalah menjadi lebar kupnat Kemudian bentuk sisi rok dengan menaikkan = 0,7 cm dari garis datar tengah muka tetap pada garis lurus. Menentukan letak kupnat bagian muka Garis pinggang bagian muka dibagi 2 sama panjang; pada titik garis tengah pinggang, ukur ke sisi atau ke kiri sama dengan lebar kupnat, sama dengan sisa yang tedapat pada sisi. Dari pertengahan lebar kupnat, buat garis lurus ke bawah sejajar dengan garis tengah muka dengan panjang = 10 cm Bentuk kupnat dengan cara dimiringkan ke sisi = 0,5 cm Pola dasar rok selesai Sumber Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana SMK KK A
Adadua cara pembuatan pola yang sampai saat ini masih digunakan yaitu sistem draping dan sistem konstruksi. 1 Sistem Draping adalah cara pembuatan pola busana berdasarkan bentuk badan bukan berdasarkan ukuran badan. Cara pembuatannya dengan melangsaikan kain atau kertas tela langsung di atas paspop atau badan seseorang.
ο»Ώ58 dari pola badan bagian atas, dari bahu sampai pinggang biasa disebut pola dasar badan muka dan belakang. Pola lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku atau pergelangan tangan biasa disebut pola dasar lengan. b. Pembuatan Pola Dasar Sistem Praktis 1 Pola Sistem Praktis Pola sistem praktis untuk pola badan yang memiliki kup yang terletak dipinggang. Pola dasar badan digambar menjadi satu antara pola badan muka dan pola badan belakang. Widjiningsih,dkk, 199426 Menurut Urip Wahyuningsih dkk, 200511 Pola dasar sistem praktis merupakan pola badan pola badan bagian muka dan belakang dibuat terpisah. Berdasarkan penjelasan diatas terdapat perbedaan antara sistem pola praktis menurut Widjiningsih,dkk dan Urip Wahyuningsih,dkk perbedaannya terletak pada pembuatan pola badan bagian muka dan belakang digambar menjadi satu sedangkan menurut Urip Wahyuningsih pembuatan pola badan bagian muka dan belakang dibuat terpisah. Siswa pada umumnya lebih senang menggunakan pola dasar sistem praktis dalam pembuatan busana wanita karena jenis ukuran 59 yang dipakai lebih sedikit dibandingkan sistem pola lainnya dan teknik pembuatannya sederhana simple sehingga lebih efisien dan cepat dalam pengerjaanya. Ukuran yang digunakan pada pembuatan pola dasar badan sistem praktis yaitu Lingkar Leher Lingkar badan Lingkar pinggang Panjang Muka Lebar Muka Lebar punggung Panjang punggung Lebar bahu tinggi dada Di bawah ini merupakan cara membuat pola dasar dengan sistem praktis, misalnya dengan ukuran sebagai berikut a Lingkar leher = 35 cm b Lingkar badan = 84 cm c Lingkar pinggang = 64 cm d Panjang punggung = 36 cm e Lebar punggung = 32 cm f Panjang sisi = 17 cm g Lebar muka = 30 cm h Panjang muka = 31 cm i Tinggi dada = 17 cm j Panjang bahu = 11 cm 60 Gambar pola dasar badan sistem praktis skala 1 ΒΌ Gambar 24. Pola Dasar Badan Sistem Praktis Urip Wahyuningsih, 11 61 2 Langkah – langkah pembuatan pola dasar badan sistem praktis Keterangan pola dasar badan bagian depan a a – b = ΒΌ lingkar badan + 2 cm b a – c = 18 . Β½ lingkar badan + 2 cm c a – d = 18 . Β½ lingkar badan + 1 cm kemudian buat kerung lengan d c – e = panjang muka e b – b’ = 110 . Β½ lingkar badan f d – d’ = panjang bahu g d – h = d’- h = Β½ lebar bahu h f – f’ =2 cm i e – e’_ i – f = ΒΌ lingkar pinggang + 1 cm j f’ – y = panjang sisi Keterangan pola dasar badan bagian belakang a a – b = panjang punggung + 1 cm b b – b’ =1cm c a – c = b – d =14 lingkar badan – 1 cm d b – e = 18 . Β½ lingkar badan - 1 cm buat kerung lengan 62 e d – f = 110 . Β½ lingkar badan f e – e’ = panjang bahu g e – g = e’- g = Β½ ee’ h a – a’ = 110 lingkar pinggang - 1cm i a’ – h = 3 cm j a – a’ + h – h = ΒΌ lingkar pinggang – 1 cm k a – i = c – c’ = panjang sisi buat kupnat l b’ – y’ = i – y = Β½ b’t m y – k’ = Β½ lebar punggung, buat kerung lengan B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyoningrum 2005 yang berjudul Identifikasi Hambatan Siswa Mempelajari Mata Diklat Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi dan Model Di Kelas I SMKN 6 Yogyakarta. hasil penelitian menunjukkan bahwa Diketahui bahwa tingkat kategori hambatan belajar siswa dalam mempelajari mata diklat membuat pola busana sesuai konstruksi dan model secara keseluruhan baik dari segi internal maupun eksternal berada pada kategori sedang dengan persentase 83,3. Teridentifikasi hambatan belajar yang berasal dari internal siswa yaitu siswa sering mengalami kelelahan, sebagian besar siswa tidak dibekali dengan bakat di bidang busana, siswa sungkan bertanya kepada guru jika menumui kesulitan, kurangnya inisiativ untuk mencari informasi di bidang busana, 63 motifisi yang kurang. Teridentifikasi hambatan belajar yang berasal dari eksternal siswa yaitu ruang kelas sempit, meja belajar kecil, modul tidak lengkap, minimnya media pengajaran, tim pengajar sering kali memberikan tugas dengan metode penyelesaian yang berbeda. Diketahui bahwa tingkat kategori hambatan belajar siswa dalam mempelajari kompetensi secara keseluruhan pada mata diklat membuat pola busana sesuai konstruksi dan model berada pada tingkat sedang dengan persentase 42,4. Hambatan belajar yang menurut siswa dirasa paling ,menghambat dalam kegiatan belajar adalah ha,mbatan yang berasal dari factor internal yaitu aspek kesehatan siswa dengan persentase sebesar 76. Hal ini dapat dilihat dari semangat belajar dan kemampuan berkonsentrasi yang menurun pada akhir jam mata diklat, disebabkan karena jam belajar yang panjang dan metode belajar yang kurang bervariasi . hambatan belajar yang menurut siswa paling banyak ditemui dalam mempelajari mata diklat membuat pola busana sesuai dengan konstruksi dan model terdapat pada sub kompetensi pecah pola dengan persentase kategori 30 menyetakan sangat tinggi, 30 menyatakan tinggi, dan 40 menyatakan sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati 2005 Kesulitan Praktik Menjahit II Siswa kelas II Program Keahlian Tata Busana di SMK N 2 Godean Tahun Pelajaran 2004 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesulitan belajar praktik menjahit II ditinjau dari faktor pemahaman 64 siswa pada materi pelajaran termasuk pada kategori sulit dengan rerata 38,46. Kesulitan tersebut pada materi pelajaran pembuatan pola, pecah model dan pembuatan disain sketsa. Tingkat kesulitan belajar ini ditinjau dari faktor minat siswa tergolong sulit dengan rerata 37,79. Tingkat kesulitan belajar ditinjau dari factor perhatian orang tua tergolong sulit dengan rerata 17,70. Tingkat kesulitan belajar ditinjau dari factor peralatan yang ada di sekolah tergolong cukup sulit karena peralatan praktik menjahit tidak dapat digunakan secara keseluruhan, sedang peralatan praktik yang dimiliki siswa di rumah tergolong memadai sebanyak 91,25 dan sebanyak 8,75 memiliki peralatan praktik menjahit cukup memadai. Tingkat kesulitan belajar praktik menjahit II di SMK N 2 Godean Tahun Ajaran 2004 2005 pada kategori sulit dengan rerata 118,51 Dari berbagai penelitian di atas rata-rata meneliti tentang tingkat kesulitan belajar ditinjau dari berbagai factor, dan belum ada yang meneliti tentang identifikasi tingkat kesulitan belajar siswa pada proses pembuatannya, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang adanya kesulitan-kesulitan pada tahap proses pembuatan blus dari tahap proses yang meliputi Proses pembuatan disain, Mengambil ukuran untuk membuat pola dasar, Pengambilan ukuran untk membuat pola blus, Pembuatan pola dasar dengan skala 14, Mengubahmembuat pola blus sesuai disain dengan skala 14, Merancang bahan secara rinci dan global, Membuat 65 pola dasar ukuran sebenarnya, Membuat pola blus sesuai disain dengan ukuran sebenarnya. Tahap Proses meliputi Memeriksa pola, Menyiapkan tempat alat dan bahan untuk memotong dengan memperhatikan K3, Memotong bahan dengan memperhatikan K3, Memindahkan tanda-tanda pola, Melakukan pengepresan dengan memperhatikan K3, Menjahit bagian- bagian busana sesuai disain dengan memperhatikan K3, Menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan dan Penghitungan Harga Jual. C. KERANGKA BERFIKIR Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menghalang-halangi atau memperlambat seorang siswa dalam mempelajari, memahami serta menguasai sesuatu. Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Kesulitan belajar dapat ditandai dengan nilai rata-rata siswa rendah, nilai rata- rata siswa yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Kesulitan belajar dari faktor internal antara lain kesehatan yang kurang baik, bakat yang tidak sesuai dengan apa yang dipelajari, tidak memiliki minat yang kuat, motivasi yang kurang serta emosi yang labil sehingga tidak siap dalam menerima pelajaran. Sedangkan faktor eksternal antara lain fasilitas belajar yang kurang memadai, teman sebaya

Poladasar gaun (pola badan atas yang disatukan dengan pola badan bawah). Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar: Konstruksi datar (pola datar, Pola dibuat dengan cara menyampirkan kain muslin atau belacu di boneka jahit atau langsung di atas badan pemakai.

Bagaimana cara menggambar Pola Dasar Baju Wanita dengan sederhana ? Bagi para pemula yang ingin belajar untuk menjahit baju sendiri dan tidak punya waktu untuk mengikuti kursus menjahit, maka berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggambar pola dasar baju wanita secara sederhana. Contoh Ukuran Lingkar Leher = 46 cm, Panjang Sisi = 17 cm Linkar Badan = 102cm, Panjang Bahu = 12 cm Lingkar Pinggang = 88 cm, Lebar Punggung = 42 cm Panjang Muka = 40 cm, Panjang Punggung = 38 cm Lebar Muka = 41 cm, Jarak Dada = 17 cm Tinggi Dada = 15 cm, Keterangan Pola Badan Muka A – B = 1/6 Lingkar Leher + 2 cm B – C = Panjang Muka C – D = A – E = 1/4 Lingkar Badan + 1cm A – A1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5cm A1 – A2 = Panjang Bahu A2 – A3 = turun 4cm B – B1 = 5cm B1 – B2 = 1/2 Lebar Muka C – C1 = 1/4 Lingkar Pinggang + 1 + 3cm C – C2 = 1/10 Ligkar Pinggang + 1cm C2 – C3 = 3cm C1 – C4 = naik 1,5cm C4 – K = Panjang Sisi C – M = Tinggi Dada M – O = 1/2 Jarak Dada Keterangan Pola Badan Belakang A – B = – 2cm B – C = Panjang Punggung C – D = A – E = 1/4 Lingkar Badan – 1cm A – A1 = 1/6 Lingkar Leher + 0,5 cm A1 – A2 = Panjang Bahu A2 – A3 = Turun 3cm B – B1 = 10 cm B1 – B2 = 1/2 Lebar Punggung C – C1 = 1/4 Lingkar Pinggang – 1cm + 3cm C – C2 = 1/10 Lingkar Pinggang C2 – C3 = 3 cm C1 – K = Panjang Sisi Tips bagi pemula yang masih kesulitan untuk cara membuat pola dasar wanita di atas, maka bisa dengan menggunakan baju yang sudah tidak terpakai tapi masih pas di silet dan bukalah jahitannya, namun jangan semuanya melainkan hanya separuh saja, separuh bagian muka dan separuh bagian belakang, satu lengan dan kerah. Biarkan separuh bagian lainnya tetap terjahit, gunanya untuk referensi pada saat menjahit pakaian yang baru. Jika sudah mengetahui bagaimana membuat pola dasar baju wanita, selebihnya tinggal bagaimana mengembangkan pola dasar baju wanita ini menjadi kian cantik dengan bermacam-macam model busana. Contoh Ukuran Keterangan Pola Badan Muka Keterangan Pola Badan Belakang Caramembuat pola dasar baju wanita. Sebelum kita membuat polanya kita perlu mengukur dengan lebih lengkap badan model yang berkaitan. * Sebelum mulai mengukur ikat bagian pingang dan pinggul dengan tali yang sudah disediakan. 1. Mengukur Lingkar dada/badan.
UkuranYang Diperlukan 1). Lingkar kerung lengan = 40cm (diukur dari pola badan) 2). Tinggi puncak lengan = 12 cm 3). Panjang lengan = 24 cm Keterangan pola lengan Menggambar pola lengan dimulai dai titik A yang merupakan puncak lengan. A - B = panjang lengan.
FzGPpuw.
  • visbjh03un.pages.dev/430
  • visbjh03un.pages.dev/177
  • visbjh03un.pages.dev/208
  • visbjh03un.pages.dev/269
  • visbjh03un.pages.dev/158
  • visbjh03un.pages.dev/34
  • visbjh03un.pages.dev/426
  • visbjh03un.pages.dev/398
  • cara membuat pola dasar badan